31 : Kecupan Singkat

14K 1.5K 378
                                    

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
31 : Kecupan Singkat

Sangat cepat, namun sudah bisa membuat efek yang sangat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat cepat, namun sudah bisa membuat efek yang sangat besar.
—:—:—:—

MOTOR Arizona akhirnya sampai di depan kos an Aileen. Lelaki itu pun segera memberhentikan motornya. Arizona menunggu hingga beberapa detik, akan tetapi Aileen tidak kunjung turun dari motornya. Lelaki itu pun mematikan mesin motornya dan membuka kaca helmnya.

Arizona bias rasakan kepala Aileen tersandar di bahunya. Gadis itu sedang tertidur. Ia kemudian menunduk dan melihat tangan Aileen sudah melingkar di pinggangnya. Entah kenapa bibir Arizona tersenyum melihat hal itu. Terkadang modus yang Aileen lakukan membuat Arizona gemas sendiri.

Dari spion motornya, ia bias melihat wajah Aileen. Lelaki itu menunggu Aileen untuk bangun dari tidurnya. Akan tetapi sepertinya gadis itu benar-benar terlelap. Arizona pun memegang jemari tangan Aileen. Dingin. Mungkin karena terkena angin malam.

Akhirnya, Arizona pun memutuskan untuk membangunkan gadis itu. Walaupun sebenarnya Arizona tidak tega merusak tidur nyenyak Aileen. "Ai," panggil Arizona sambal menepuk tangan Aileen yang masih melingkar di pinggang Arizona. "Bangun," ujar Arizona lagi.

Perlahan-lahan tubuh gadis itu bergerak. Matanya pun terbuka. "Eh, gue ketiduran ya? Sori Ari," ujar Aileen sambal terburu-buru turun dari motor Arizona.

"Pelan-pelan."

"Jam berapa ini?" Aileen kemudian menarik tangan Arizona untuk melihat jam yang lelaki itu kenakan. "Udah setengah satu? Lo kenapa nggak bangunin gue sih? Lo harus cepet-cepet pulang! Gue nggak mau lo dimarahin sama orangtua lo gara-gara nganterin gue pulang," cerocos Aileen.

"Tenang dikit bisa?" tanya Arizona yang risih mendengar ucapan Aileen. Sepertinya Arizona akan menyukai jika gadis itu tidur terus.

"Tenang gima--"

"Diem atau gue tabok?" ancem Arizona.

Aileen mendengus, "galak banget sih, gue kan khawatir. Lagian ancemannya nggak ada romantis-romantisnya," ujar Aileen kesal. "Cium kek," gumam Aileen.

"Pengen dicium hm?" goda Arizona.

Pipi Aileen seketika merona. Ia padahal sudah berkata dengan sangat pelan, tetapi kenapa Arizona masih bisa mendengarnya?

"Eh, udah malem, gue ... gue mau masuk. Lo pulang ya, hati-hati, dada," ucap Aileen dengan terburu-buru. Gadis itu kemudian berniat berbalik dan masuk ke kamar kos an nya. Akan tetapi Arizona menahan tangan gadis itu.

Tanpa diduga, Arizona mendaratkan satu kecupan di pipi Aileen. Kecupan yang singkat, tetapi sudah bisa membuat Aileen membeku. Jantung gadis itu seketika berdetak lebih cepat, kakinya melemas dan pipinya semakin merona.

FortidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang