08 : Kekecewaan

13.5K 1.2K 68
                                    

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
08 : Kekecewaan

Penyesalan memang selalu datang di akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penyesalan memang selalu datang di akhir.
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

MOBIL Tean sejak tadi sudah terparkir di depan rumah Aileen. Lelaki itu ingin berbicara dengan Aileen secara empat mata. Tetapi sampai langit sudah menggelap, Aileen belum juga pulang.

Sebenarnya Tean agak khawatir meninggalkan Aileen berduaan dengan Wisma di mall, tetapi emosinya sudah tidak bisa dikontrol lagi. Ia takut kalau dirinya terus mengikuti mereka berdua, alhasil Tean jadi marah dan membentak gadis itu di depan umum. Tean tidak mau membuat Aileen takut padanya.

Karena merasa benar-benar khawatir, akhirnya Tean memutuskan untuk menghubungi nomor Aileen. Baru saja Tean ingin menekan nomor Aileen, tiba-tiba saja mata lelaki itu menangkap sebuah motor yang datang dari arah berlawanan.

Beberapa detik kemudian seorang gadis turun dari motor tersebut. Setelah melepas helm yang kebesaran itu, akhirnya Tean menyadari bahwa itu adalah Aileen.

Dengan jelas Tean melihat Wisma mengacak rambut Aileen dan Aileen tersipu dengan hal itu. Tangan Tean terkepal kuat terlihat seperti sudah siap untuk menghajar Wisma. Senyum dari keduanya membuat emosi Tean semakin naik. Lelaki itu jarang sekali emosi seperti ini, karena dia benar-benar bisa mengontrol emosinya dengan benar, tapi entah kenapa melihat Aileen seperti ini membuat dirinya benar-benar hancur.

Tean berusaha mengontrol emosinya agar tidak meledak-ledak. Tetapi diluar dugaan, ia melihat sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Pemandangan terburuk yang pernah ia lihat.

Aileen dan Wisma berciuman di depannya. Bahkan Tean yang berstatus sebagai pacar Aileen belum berani melakukan hal itu.

Emosi yang tadinya membuncang dadanya kini luruh seketika. Tangannya yang terkepal kuat tiba-tiba menjadi lemas. Hatinya hancur. Hancur sehancur-hancurnya. Tak pernah Tean sangka kalau dirinya akan dikhianati seperti ini.

Bukan emosi lagi yang kini membuat dadanya sesak, melainkan rasa kecewa yang teramat dalam.

Lelaki itu menarik pedal gasnya dan pergi dari rumah Aileen. Tidak, Tean tidak akan memberi kesempatan kedua.

—:—:—:—

SETELAH selama tiga hari Aileen dekat dengan Wisma, gadis itu merasa ada sesuatu yang berubah. Tean benar-benar sudah tidak pernah menghubunginya lagi, bahkan hanya untuk mengirim pesan pun tidak.

FortidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang