03 : Hari Pertama

23.2K 1.7K 38
                                    

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
03 : Hari Pertama

Perhatian mereka timbul secara alami ketika mereka saling berdekatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian mereka timbul secara alami ketika mereka saling berdekatan.
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

PAGI itu Aileen bangun lebih pagi dari biasanya. Gadis itu ingin berdandan lebih cantik, karena hari ini untuk pertama kalinya Tean menjemput sebagai pacarnya. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya gadis itu selesai memakai seragamnya. Ia pun duduk di meja riasnya dan menatap cerminan wajahnya.

Sebenarnya, Aileen sudah sangat cantik dengan wajah natural tanpa make up. Bola mata gadis itu berwarna abu-abu dengan sorot yang tajam, bibir tipis berwarna soft pink, ditambah rahangnya yang tajam membuat wajah gadis itu terlihat angkuh dan berkelas. Belum lagi rambut pirangnya yang lurus membingkai wajah gadis itu sehingga terlihat benar-benar sempurna.

Walaupun wajah Aileen sudah bisa membuat sebagian besar wanita iri saat melihatnya, tetap saja gadis itu ingin berpenampilan lebih lagi. Hal itu membuat Aileen sering kali menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk membeli perlengkapan kecantikan dan juga pakaian-pakaian baru. Apalagi ayah Aileen berprofesi seorang jaksa agung yang cukup terkenal, sehingga perekonomian keluarga gadis itu sangat berkecukupan.

Aileen mulai memakai skin care wajah yang ia percayai akan membuat wajahnya semakin terlihat bagus. Setelah itu ia mulai menepuk-nepuk bedak di wajahnya dengan tipis agar terlihat natural. Terakhir ia memakai pelembab untuk di bibirnya. Walaupun sangat suka dengan make up, Aileen sangat jarang menggunakan pewarna di bibirnya. Itu semua dikarenakan gadis itu sangat menyukai warna asli bibirnya tersebut.

Tiba-tiba ponsel Aileen berbunyi. Itu artinya ada pesan yang masuk. Senyum Aileen pun mengembang ketika melihat nama Tean di layar ponselnya. Gadis itu buru-buru mengambil ponselnya dan mengecek isi pesan dari Tean.

Tean : Ai, gue udah di bawah nih!

Tean memang sudah hampir setiap hari menjemput Aileen dan mengantar gadis itu kemana pun. Bagi Tean hal tersebut tidak merepotkan, melainkan sangat menyenangkan. Ia sangat suka berada di dekat Aileen. Walaupun kebanyakan orang mengatakan gadis itu angkuh, tetapi tidak bagi Tean. Aileen menurutnya gadis yang lucu, hanya saja sedikit boros kalau sudah belanja.

Sedangkan menurut Aileen, Tean itu seperti ayah keduanya. Walaupun Tean seumuran dengannya, akan tetapi sifat Tean jauh lebih dewasa daripada Aileen. Tean selalu bisa dengan bijak menyikapi masalah jika Aileen membuat ulah. Tean juga selalu di samping Aileen dan menemani gadis itu.

Itu lah yang membuat mereka nyaman bersahabat selama empat tahun. Hingga akhirnya tanpa mereka tak menyadari jika rasa nyaman mereka berubah menjadi rasa yang lebih dalam lagi.

FortidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang