44 : Tarung

12.6K 1.3K 538
                                    

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
44 : Tarung

Memiliki seseorang yang bisa mengerti adalah satu hal yang diharapkan banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memiliki seseorang yang bisa mengerti adalah satu hal yang diharapkan banyak orang.
—:—:—:—

FOLLOW INSTAGRAM :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

ARIZONA dengan santai berjalan mendekati temannya Reghan, setelah bertarung selama sepuluh ronde non stop, akhirnya lelaki itu bias menghela napas lega. Napas lelaki itu tersengal-sengal.

"Gila lo ya," ujar Reghan saat Arizona mengambil air mineral yang ada di sebelahnya.

"Nggak usah lebay, gue nggak mati kan?" kata Arizona lalu meminum air mineralnya itu sampai kandas. "Nggak ada lagi?" tanya Arizona yang nampaknya kehausan.

"Lo bisa mati tau nggak? Udah gue bilang nggak usah nerima tawaran ini." Reghan masih mengomel.

"Mati kan nggak buruk. Lo sendiri yang bilang kan. Nikmatin hidup selagi bisa, ya kan?"

Reghan mendengus, "ya kalau lo mau mati, setidaknya bermanfaat dikit kek. Digigit anjing misalnya, jadi anjingnya bisa terindetifikasi kalau dia rabies, jadi nggak bakalan ada korban selanjutnya. Jangan disini, yang ada gue jadi ngerasa bersalah karena ngajak lo ke sini," jelas Reghan.

"Tenaga gue masih cukup buat bikin lo terkapar di lantai," ucap Arizona.

"Najis lo, mati ae sono!"

"Nggak usah bacot lagi, beliin gue minum!" perintah Arizona.

"Enak aja lo nyuruh-nyuruh! Berani bayar berapa?" tanya Reghan.

Arizona memelintir tangan kiri Reghan sehingga membuat lelaki itu meringis. "Gue bayar pakai keselamatan tangan lo ini, gimana?"

"Sakit anjing! Lepas," ujar reghan sambil memukul tangan Arizona yang menahan tangannya.

Arizona pun melepaskan tangan Reghan dengan santai. "Udah beliin minum, dehidrasi gue."

"Psikopat lo!" Reghan kemudian bangkit dari duduknya. "Gue racun mampus lo."

"Jangan berpikir buat ngeludahin minum gue!"

Reghan berjalan pergi, "iya, paling gue sianida."

Melihat Reghan yang sudah pergi membuat Arizona tersenyum tipis. Ia merasa beruntung bisa bertemu dengan Reghan. Mungkin Reghan tidak mengetahuinya, karena Arizona tidak pernah memberitahu lelaki itu. Arizona juga tidak pernah menunjukkannya.

Tapi satu hal yang pasti, Arizona merasa senang bisa memiliki seseorang yang memahaminya, tanpa perlu bertanya tentang banyak hal. Karena mungkin mereka berdua sama-sama mengalami kejadian yang tidak beruntung dalam hidupnya. Sehingga mereka berdua menginginkan ada seseorang yang mengerti mereka, tanpa perlu bertanya sesuatu yang bisa membuka luka lama kembali terbuka.

FortidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang