SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
36 : TerbongkarUntuk pertama kalinya, Arizona merasa bersalah dengan seseorang.
—:—:—:—FOLLOW INSTAGRAM :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@aileen.adhitama
@arizona.vernanda—:—:—:—
SETELAH Aileen sedikit tenang dan bisa diajak bicara, Arizona pun menyuruh gadis itu untuk duduk di kasurnya. Lalu lelaki itu membuka lemari bukunya dan mengeluarkan sebuah buku yang terlihat usang.Arizona lalu kembali mendekati Aileen sambil membawa buku itu. Ia menyodorkan buku itu kepada Aileen. "Gue tau semua tentang lo dari buku ini," ujar Arizona.
Aileen mengusap airmatanya yang membasahi pipinya dan mengambil buku itu. "Ini bukannya ..."
"Iya, buku yang waktu itu hampir lo buka," ujar Arizona.
Aileen membuka halaman pertama buku itu. Hanya ada satu kalimat yang tertulis rapi di tengah-tengah kertas tersebut.
Dia, gadisku yang telah menyakitiku.
Aileen sangat mengenal tulisan itu. Airmatanya kembali menetes. Gadis itu membuka lembaran berikutnya. Sebuah foto terjatuh dari buku tersebut. Aileen mengambil foto itu. Ternyata itu foto dirinya dengan Tean saat masih SMP.
Gadis itu kemudian kembali membalik halaman selanjutnya. Di halaman itu tertulis semua tentang dirinya dan bagaimana perasaan Tean saat pertama kali bertemu Aileen. Semua tulisan itu membuat Aileen kembali meneteskan airmatanya.
Sedangkan Arizona hanya bisa terdiam. Lelaki itu menyandarkan punggungnya di dinding dekat Aileen sambil menatap Aileen lekat-lekat.
Aileen mengangkat kepalanya dan kembali menatap Arizona. "Kenapa lo ngelakuin ini Ari?" lirih Aileen. "Kenapa lo pura-pura jadi Tean?"
Lelaki itu masih terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab. "Gue cuma penasaran sama tipe cewek Tean," jawab Arizona dengan santai, seperti tidak merasa bersalah sedikit pun.
"Cuma itu?" tanya Aileen. "Cuma itu alasan lo buat mainin perasaan gue?" Aileen benar-benar kecewa.
"Ai, nggak usah lebay," kata Arizona. "Sekarang lo pulang aja dulu, udah malem," ujar Arizona sambil hendak menarik tangan Aileen.
Dengan tepat Aileen menepis tangan Arizona. Gadis itu bangkit dari duduknya. "Nggak usah lebay lo bilang? Lo sadar nggak sih kesalahan lo? Lo mainin perasaan gue Ari! Lo pura-pura jadi kembaran lo, cuma buat ngilangin rasa penasaran lo." Aileen menangis kembali. Untuk pertama kalinya sejak dua tahun lalu, Aileen kembali merasa bahwa dia gadis tercengeng.
"Nggak usah nangis dulu, besok gue jelasin," kata Arizona.
"Jelasin apa lagi Ari? Kebohongan macam apa yang mau lo rangkai lagi?"
Arizona menghembuskan napasnya frustrasi. "Oke, gue salah. Jadi ayo pulang sekarang," kata Arizona.
Aileen tidak bergerak dari tempatnya sama sekali.
"Ai," panggil Arizona.
"Tean dimana?" tanya Aileen.
Arizona terdiam.
"Tean dimana Ari?" ulang Aileen.
"Sekhawatir itu lo sama si bangsat?" tanya Arizona yang nampak tak suka dengan pertanyaan yang terus gadis itu lontarkan.
"Jawab gue!"
"Dia kabur," jawab Arizona.
Perkataan itu membuat Aileen bingung. "Kabur kemana?"
"Setelah dia buat nyokap gue meninggal, dia kabur seenaknya dia. Dia dateng ngebawa masalah, dan dia pergi juga ngebawa masalah." Ucapan Arizona terdengar penuh kebencian.
"Maksud lo?" tanya Aileen yang semakin bingung.
"Dia meninggal pas kecelakaan mobil. Dan dia ngajak nyokap gue juga," kata Arizona.
Gadis itu terdiam. Benar-benar mematung. Bahkan untuk menangis pun Aileen tidak bisa. Gadis itu terlalu Lelah untuk mengeluarkan airmatanya lagi Ia sama sekali tidak menyangka akan mendengar kabar seperti ini.
Pantas saja Aileen tidak pernah merasa sangat bersalah saat di dekat Arizona. Padahal dahulu dirinya telah membuat Tean patah hati. Gadis itu pikir hal itu terjadi karena dirinya terlalu jahat sampai-sampai tidak merasa bersalah dengan Tean. Bukan, rasa bersalah itu masih ada, masih menempel diingatan Aileen. Hanya saja gadis itu bertemu dengan orang yang salah. Dan membuat rasa bersalahnya seolah-olah menghilang.
"Lo mau tau siapa orang yang lebih bangsat?" tanya Aileen. "Lo Ari."
Arizona membuang mukanya. Lelaki itu tidak suka melihat tatapan yang Aileen berikan. Tatapan penuh kekecewaan.
"Lo terlalu egois," ujar Aileen. "Lo terlalu egois sama perasaan lo sendiri, sampai-sampai lo masih dendam ke saudara lo yang bahkan udah nggak ada di dunia ini," ujar Aileen.
Kalimat itu mampu membuat Arizona merasa emosi. Entah apa yang membuat lelaki itu emosi. Arizona lalu mengambil jaket dan kunci motornya. "Lo pulang sendiri aja," ujar lelaki itu kemudian pergi meninggalkan Aileen.
Untuk pertama kalinya, Arizona merasa bersalah dengan seseorang. Bukan dengan Tean, melainkan dengan gadis yang saat ini masih terdiam di kamarnya.
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA
—:—:—:—
Gimana nih? Pada penasaran nggak sama kejadian di masa lalu yang buat Zona jadi benci Tean? Kalau penasaran ditunggu 600 komennya ya! Biar bisa next hari ini!
#GrasindoStoryInc
08-03-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortiden
Teen FictionHidup Aileen benar-benar mengalami perubahan total sejak ayahnya terpidana selama sepuluh tahun. Gadis yang dulunya manja dan terbiasa hidup berfoya-foya, kini harus membanting tulang demi kehidupannya. Namun disaat Aileen sudah mulai terbiasa denga...