Di sebuah kamar rumah sakit, Valerie terbaring lemah, matanya sempurna terpejam.
Namun dalam diamnya, ia melihat sosok bayangan anak kecil yang berbicara padanya.
"Aku janji akan selalu ada untukmu, semanjak detik ini hingga di kebidupanku selanjutnya, bagaimanapun kamu, siapapun kamu, kamu selalu milikku Valerie"
Anak kecil itu berbicara dengan pebuh kehangatan. Namun sosok anak kecil itu kini berganti dengan sosok pria dewasa.
Penampilannya berantakan, matanya sendu, meski bibirnya melukiskan senyuman.
"Ayo bangun Val, banyak yang nunggu lo, gue akan terus ada disamping lo, apapun yang akan terjadi selanjutnya"
Mata pria dewasa itu menatap Valerie lembut, ia memeluk tubuh Valerie, dan menciumnya lembut.
Valerie meneteskan air matanya, ia sendiri tak tahu kenapa ia menangis, saat itulah, kepalanya terasa sakit.
Sakit di kepalanya benar benar ingin membunuh Valerie, perlahan bayangan anak kecil dan pria dewasa itu mulai tak karuan dan lama lama memudar.
"AAAAAAAA"
Satu teriakan Valerie membuat semua yang menunggunya, panik dan segera mencari dokter.
Tak lama lara dokter dan perawat mulai memasuki kamar Valerie dan memeriksa bagaimana kondisinya.
"Wali Valerie, ikut keruangan saya"
"Baik dok, Reval Nella om titip Valerie"
"Tenang aja om"
Reval bergegas menghampiri Valerie, ia melihat Valerie yang mulai tersadar.
"Valerie"
"Revall"
Valerie menjawab lemah ucapan Reval.
"Lo gapapa, gimana keadaan lo"
"Kepalaku sakit Val"
"Lo harus minum obat, istirahat dan makan yang banyak supaya cepet sehat ya"
"Ehmm, kenapa aku ada disini Reval, dan siapa cewek di belakang kamu"
Reval melirik Cewek yang dimaksud Valerie. Reval terkejut karna cewek yang dimaksud Valerie adalah Nella.
"Val, kamu ga inget aku"
"Engga, emang kamu siapa"
"Val ini gue, ini aku Val, Nella"
"Nell, lo tenang dulu, inget kata ayah Valerie"
"Tapi Val , Valerie lupa gue"
Reval berusaha menenangkan Nella.
"Reval apa aku mengenalnya, tapi kenapa aku engga bisa inget apapun soal dia"
"Dia sahabat Lo Val"
"Kenapa aku bisa lupa soal dia Reval"
"Valerie lo tenang dulu ya, nanti gur jelasin sama lo"
"Aku kenapa Reval, kenapa aku engga bisa inget apapun soal dia"
"Valerie, gue harap lo jangan kaget, tapi ini adalah fakta yang harus lo jalanin, menurut pemeriksaan dokter, lo ngalamin luka parah di bagian otak , dan ada gumpalan darah di otak lo, beberapa tulang rusuk lo jug retak, itu mengakibatkan lo mengalami lupa ingatan"
"Tapi kenapa aku harus ngelupain sahabat aku sendiri Reval, sedangkan aku masih bisa mengingat kamu"
"Valerie, mungkin ingatan kamu akan hilang hari demi hari, mungkin kamu juga akan melupakan aku, melupakan kita Val"
Tanpa sadar Reval mulai berbicara lembut pada Valerie, bahkan ia tidak berani menatap Valerie.
"Apa aku bisa menjalani hari hariku tanpa ingatan Val"
"Kamu tenang ya Valerie, aku akan ada disisi kamu apapun yang akan terjadi sama kamu, aku akan menemani hari hari kamu, sampai waktunya ingatanmu tentangku hilang Val, aku janji"
Reval menggengam tangan Valerie lembut, Valerie hanya terdiam menahan butiran air matanya.
"Setelah hari dimana kamu kehilangan ingatanmu tentangku, itu akan menjadi hari hari terberat untukku Val, kamu harus sembuh, supaya kamu bisa nginget aku lagi ya, aku bakal nemenin kamu dari pagi sampai sore, aku bakal nyanyiin kamu lagu lagu ciptaan ku, aku akan membawamu mengelilingi rumah sakit, kamu tenang ya, valerie, biarpun kamu engga inget tentang ku, aku akan tetap ada disamping kamu"
Reval benar benar terdiam, ia tidak tahu harus berbicara apa lagi, hancur semua tembok air mata yang ia bangun.
Velerie pun hanya bisa menangis , butiran air matanya tak berhenti menetes.
Nella bahkan tak berani menegakkan kepalanya dan hanya menatap lantai.
"Terimakasih Reval, sudah mau menemaniku meski hari harimu benar benar berat"
Reval mendekatkan wajahnya pada Valerie, berkali kali ia menciumi kening Valerie.
"Sekarang kamu istirahat Val, aku bakal balik lagi nanti ya"
"Iya Reval terimakasih, Nella maafkan aku, dan terimakasih"
Valerie tersenyum dan memejamkan matanya kembali.
❤❤❤
Reval keluar dengan mata yang sembab dan merah, ayah Valerie pun hanya diam membisu dalam duduknya.
"Om minta maaf pada kalian semua, terimakasih telah menjaga Valerie putri satu satunya milik om"
"Itu bukan masalah om"
Nella membalas perkataan ayah Velerie dengan pelan.
"Semakin hari ingatan Valerie akan hilang, iapun harus segera melaksanakan oprasinya, dan juga mungkin ia akan pergi meninggalkan kita jika tidak segera bertindak"
"Apapun om,lakukan demi Valerie, jangan sampai ia tersiksa karna sakitnya"
"Tentu Nak Reval, om permisi sebentar"
Ayah Valerie pegi meninggalkan Reval dan Nella.
Reval menatap gadis kesayangannya sedang terlelap di atas kasur rumah sakit.
Ia tidak bisa membayangkan hari harinya yang kembali kosong tanpa Valerie.
~~~
Hallo gaess, hari ini aku up dua bagian lo, khusus banget buat kalian😚 semoga kalian suka terus sama BAD BOY yah.
Oke author juga butuh pendapat kalian dong,
Buat cerita baru atau tetep fokusin ke Bad Boy dulu.
Ayo ayo dicoment ya😚🤗😍
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
RomancePERINGATAN!! cerita ini mengandung unsur dewasa! bagi pembaca yang tidak nyaman , harap skipp bagian bagiannya terima kasihhh !