Valerie membuka matanya, ia melihat Reval masih tertidur pulas di sampingnya.
Valerie bangun tanpa suara, berusaha tidak membangunkan Reval, ia membersihkan dirinya kemudia menyiapkan sarapan untuk suaminya.
"Sayang, bangun, ini sudah pagi, ayo kita sarapan".
Valerie membangunkan Reval dengan lembut.
"Ehmm,, morning sayang, tapi aku masih ngantuk".
"Kamu harus bangun, dan bersiap, kita harus bersiap menjemput Nella dan Yudha bukan".
"Ahhh, iya iyaa aku hampir saja lupa, terimakasih sudah mengingatkanku sayang".
Dengan mata masih setengah terpejam, Reval bangun dari tidurnya, dan mencium kening Valerie, lalu dengan lungai beranjak ke kamar mandi.
Usai Reval mandi ia melihat istrinya sedang menyiapkan sarapan dimeja.
"Thank sayang, udah ngingetin aku".
"Its oke, cepatlah sarapan"
"Oke, thank juga sarapannya istriku sayang".
Reval duduk bersebrangan dengan Valerie dan menyantap makanannya dengan lahap.
"Oh ya sayang, setelah pulang dari sini, kamu jadi sekertarisku oke".
"Hah? Maksud kamu? Kerja di perusahan ayah sama kamu?".
"Yap, sekarang perusahaan itu juga milikku, dan aku mau kamu jadi asisten atau skertarisku disana".
"Maaf sayang, tapi kayaknya aku gabisa"
"Apa maksudmu?"
"Reval sayang, tolonh dengarkan aku? Aku tetap ingin menjadi model oke? Aku tidak bsa meninggalkan pekerjaanku yang satu ini".
"Jadi kau memilih pekerjaanmu sebagai model, daripada vekerja dengan suamimu sendiri".
"Aku tidak bermaksud menyinggung mu, tapi cita citaku adalah menjadi model oke, dan aku ngga bisa meninggalkannya".
"Ahh sudahlah, aku tidak ingin berdebat, terserah kau sajalah!".
Terlihat kekecewaan di mata Reval, Reval menyelasaikan makannya tanpa bicara lagi.
"Bersiaplah, kita harus menjemput Yudha dan Nella".
"Baiklah".
Reval tanpa bicara meninggalkan Valerie di ruang makan, Reval bersiap siap dan mengganti pakaiannya.
Valerie merasa khawatir, karna Revak tiba tiba saja terlihat dingin, dia merasa menyakiti perasaan Reval.
Usai membereskan sisa sarapan, Valerie bergegas mengganti pakaiannya, dan berdandan sedikit.
Ia melihat Reval sedang duduk di kasur dan memainkan handphonenya.
"Sayang, aku sudah siap".
"Oke"
"Apa kamu sudah memberi tahu petugas untuk membersihkan kamar".
"Sudah".
Reval berjalan melewati Valerie begitu saja, valerie terlihat semakin sedih.
Usai mengeluarkan mobil dari garasi mereka segera menuju stasiun yang lokasinya lumayan jauh.
"Sayang apa kau marah".
"Marah untuk apa?".
"Karna masalah tadi pagi"
"Tidak".
"Kau terlihat dingin".
"Aku hanya sedang berpikir! Sudahlah aku tidak ingin berdebat dengan istriku sendiri".
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
RomansaPERINGATAN!! cerita ini mengandung unsur dewasa! bagi pembaca yang tidak nyaman , harap skipp bagian bagiannya terima kasihhh !