Bagian 21

58.1K 886 16
                                    

Keadaan Valerie semakin hari semakin melamah, ingatannya semakin haripun semakin melemah.

Ia terbaring lemah diatas kasur rumah sakit, matanya terpejam namun ia tersadar disebuah tempat.

(Mimpi Valerie)⚘
Valerie kecil terduduk diam di halaman rumahnya, ia menatap rumah sebelahnya.

Sudah beberapa hari ia tidak melihat sosok lelaki bernama Reval itu keluar rumah, padahal ia menunggu untuk bermain bersamanya.

Pintu rumah itu terbuka, namun yang keluar bukan yang Valerie cari namun anak laki laki lain yang menatapnya sinis.

"Woi, kenapa lo liat liat gue"

"Ahh maaf"

Tak lama seorang wanita dewasa berpakaian sexy keluar darirumah tersebut.

"Ada apa Evan? Heii kamu anak jalang!! Kenapa liat liat anak saya!! Mau mencoba menggoda anak saya!! Ibu anak sama saja!!"

"Maafkan aku "

Wanita dewasa itu pergi bersama putranya, namun tetap saja Revak tidak menampakan dirinya dihadapan Valerie.

Berbulan bulan berlalu dan sampai akhirnya tahunpun berlalu, Valerie
Hanya menanti kehadiran Reval namun tetap saja ia tak keluar dari rumahnya.

"Heii jalang!!"

Seseorang memanggilnya, Valerie melihat kearah orang tersebut dan ternyata itu adalah anak laki laki yang bersikap kasar padanya.

"Heii lo budeg ya, gue tau lo itu anak dari jalang! Dann gur yakinn sikap lo itu sama kaya ibu lo!!"

"Kenapa kamu terus saja menghina ku"

"Ha lo gausah sok sok  suci deh lo"

Lelaki itu menarik Valerie paksa, memaksa Valerie mengikutinya.

"Lepasinn tolong, aku cuma nunggu ayah dan engga ada urusan sama kamu"

"Udahh berisik, ubu lo jalang, jadi lo jga harus gue lakuin kaya jalang"

"Engga engga tolong jangan paksa aku, siapapun tolong"

Laki laki itu tetap saja menarik tangan Valerie, membawanya menuju sebuah ruangan.

Valerie berusaha keras melepaskan tangannya , namun kekuatan laki laki itu lebih kuat darinya.

BRAKK

Salah satu pintu terbuka, Valerie melihat kearah suara tersebut, Valerie melihat anak laki laki yang ia cari selama ini.

"Kamu engga pantas memegang tangan temanku! Dia miliku"

"Dia hanyak anak jalan Reval, kamu engga pantas menjadi temannya"

"Aku ngga peduli, sekali dia milikku akan tetap milikku! Serahkan dia padaku"

"Tidak akan"

"Ku bilang serahkan dia padaku!!"

"Kalau aku tidak mauu, apa yang akan kamu lakukan"

"Aku sudah memintanya baik baik baik"

Meraka saling memukul dan Valerie yang merasa takut hanya bisa menutul wajahnya.

⚘⚘⚘

"Aaaa aaaa aaaaa"

Valerie berteriak dengan sangat keras, membuat semua orang yang menunggunya langsung panik melihatnya.

"Vallerie kamu kenapa nak,"

"Sakit sakit sakitt ayahh sakit"

"Tenang ya sayang ayah panggil dokter dulu"

Ayah Valerie memanggil dokter dan para perawat, Valerie diberikan obat perada rasa sakit hingga ia tidak berteriak kembali.

Reval yang tergesa gesa segara masuk keruangan Valerie dan memeluknya, ia benar benar khawatir akan gadis yang ia cintai itu.

"Val, lo engga papa kan, Val gue khawatir, gue gamau lo kenapa napa"

Reval memandang wajah Valerie, yang hanya terdiam.

"Kamu siapa"

"Val? Lo engga inget gue"

"Engga, aku engga kenal siapa kamu"

"Huffttt, gue Reval"

"Reval?, Reval yang kukenal tidak seperti ini"

"Apa maksud lo Val, terus Reval yang lo maksud gimana"

"Tapi , aku engga tauu dia seperti apa sekarang, yang kutau dia manis, dia sopan dan dia satu satunya temanku"

"Ahh, kuharap dia tidak akan pernah berubah Val, lo mau jalan jalan berkeliling sebentar"

"Apa boleh"

"Tentu, ayo gue emenin lo"

Reval menyiapkan kursi roda untuk Valerie, karna beberapa tulang rusuknya retak, Valerie tidak bisa berjalan dengan sempurna.

Reval membawa Valerie mengelilingi rumah sakit, mereka mengunjungi beberapa tempat.

"Wah kakak kakak ini , cocok sekali"

Mendengar sebuah ucapan dari seorang anak mambuat mereka berdua terlihat malu.

"Kakak, apa kalian pacaran"

"Tidak"

"Lalu kenapa kaka laki laki ini menemani kakak"

"Aku juga tidak tahu, bahkan aku tidak mengenalnya, tapi anehnya dia mengenalku"

"Kakak, jangan jangan dia penculik, kakak jangan percaya pada lelaki, kata ibuku semua laki laki itu jahad"

"Hei kenapa kalian berdua malah ngomongin gue, eh anak kecil denger ya kakak ini bukan penculik, dan kakak kenal sama kaka cewek ini"

"Tapi kaka ini tidak mengenal kakak"

"Dia mengenalku hanya saja -"

Ucapan Reval terhenti, ia tidak mau menambah pikiran Valerie jika ia bilang Valerie mengalami lupa ingatan.

"Hanya saja apa"

"Tidak bukan apa apa, pergilah keibumu"

"Yeee sensi banget sih kak"

"Sudah Val, yu kita tinggalin aja anak kecil rewel satu ini"

"Haha"

Reval kembali mendorong kursi roda Valerie, ia membawanya ke taman kecil dan duduk bersantai disana.

"Makasih ya kamu mau nemenin aku berkeliling, meski aku engga kenal siapa kamu, tapi Maksihh ya sekali lagi"

Valerie tersenyum dengan senyuman yang sangat manis, namunn begitu menusuk bagi Reval.

'Seandainya lo inget Val, gue cowok yang udah nyakitin lo, gue harap lo bakal ketemu sama Reval lo yang lo maksud, meski itu bukan gue, sakit rasanya harus menjalani hal seperti ini, membiarkan lo hidup tanpa ingatan, ingatan ttg kita"

Batin Reval, ia benar benar bingung dan khawatir akan Valerienya.

"Iya gapapa, sekarang balik ke kamar lo, terus istirahat dan gue harap lo baik baik aja"

"Oke"

Reval membawa Valerie kembali kekamarnya, ia membantu Valerie tidur diatas kasurnya, ia memeluk tubuh Valerie, dan mencium keningnya.

"Seandainya waktu bisa ku genggam lagi, aku engga akan  biarin lo hadapin semua ini"

Reval kembali mencium kening Valerie, dan berlalu keluar.

"Seandainya aku mengingatmu, apa yang akan kamu lakukan, aku sendiri bingung kenapa aku tidak mengenalmu, tapinterimakasih sudah menemaniku dihari hari yang akan membosankan ini"

Valerie berbicara pelan, setelah Reval keluar meninggalkannya.









BAD BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang