Valerie membuka matanya melihat seorang dokter sedang memeriksa keadaanya.
"Nyonya sudah sadar".
"Yaa dok, apa separah itu kondisiku, hingga dokter harus kemari".
Ya Valerie bingung, dokter kepercayaan keluarga Reval sampai datang untuk memeriksa dirinya.
"Tidak terlalu barah nyonya, hanya tubuh nyonya syok, hingga si calon bayi juga bisa merasakannya".
"Ahhh seperti itu,".
Valerie menunduk sedih, ia mengelus perutnya lembut, bayinya pasti merasakan kesedihannya.
"Setelah minum vitamin nyonya akan baik baik saja, aku akan memberi tahu keluarga tuan besar".
"Ahh tunggu dok, tolong rahasiakan kehamilanku".
Valerie tersenyum getir mendengar ucapanya sendiri, sang dokter kini lebih terkejut lagi.
"Tapi nyonya".
"Tidak papa dok, ku mohon, bilang saja kalau aku hanya kelelahan".
Valerie masih berusaha meyakinkan dokternya itu untuk berbohong pada keluarga Reval tentang kondisinya.
Akhirnya dokter itu mengangguk, kemudia memberi Valerie vitamin, dan segera menemui keluarga Reval untuk berbohong soal kondisi Valerie.
Valerie meminum Vitamin itu, kemudian verusaha bangun, hatinya masih sakit, tubuhnya juga sakit, tapi ia harus mengakhiri semua ini secepatnya.
Valerie hendak keluar, namun tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka, kini menampakan sosok tampan yang berdiri dengan wajah kusut.
Valerie menahan sesak didadanya, menahan semua rasa sakit yang memenuhi hatinya, untuk sesaat kemudian tersenyum kaku.
"Bagaimana keadaanmu"
"Baik, hanya kelelahan".
"Ya dokter juga sudah bilang".
Reval berjalan mendekati tubuh Valerie, tanpa sadar Valerie melangkah mundur menjauh dari Reval.
"Tolong maafkan aku".
"..."
"Aku benar benar menyesal, tolong maafkan kebodohanku sayang".
Reval berjalan cepat ke tubuh Valerie menariknya kepelukan Reval, memeluknya dengan sangat teramat erat.
"Tolong lepaskan aku".
"Tidak, aku tidak ingin".
"Kau harus melepaskan aku, aku bukan istrimu lagi".
"Tidak kau tetap istriku, malam ini kau tetap istriku, bahkan kau belum menandatangani surat cerai kita".
"Hufttt...., apa kau ingin aku menandatanganinya Reval?...".
Reval sedikit melonggarkan pelukanya kemudia mentap wajah cantik istrinya yang terlihat sedih dan kelelahan, kemudia menggeleng pelan.
"Tapi bukannya aku harus menandatanganinya?".
"Tidak itu tidak perlu, kau bisa tetap menjadi istriku".
"Apa kau akan meninggalkanya untukku".
DEGH.
Kali ini Reval sempurna terdiam, entah ia harus menjawab apa, ia meninggalkan Liliana, tapi ada anaknya di dalam sana."Haha, kau tidak perlu melakukan itu, aku akan menandatangani surat CERAI kita, aku tidak akan membiarkan anak itu melalui masa sulit".
"Kumohon, tunggulah sampai dia melahirkan, dan kita akan menjadikam anaknua sebagai anak kita".

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
RomansaPERINGATAN!! cerita ini mengandung unsur dewasa! bagi pembaca yang tidak nyaman , harap skipp bagian bagiannya terima kasihhh !