Mentari sudah menunjukan sinarnya, ia menerobos masuk kedalam kamar dimana Reval dan Valerie masih asik tidur tanpa busana.
Valerie mengerjapkan matanya yang indah, ia melihat wajah tampan di sampingnya masih tertidur lelap. Valerie mengingat kejadian semalam dimana ia tidak berhenti melakukan itu hingga waktu hampir pagi.
Valerie menyibakan selimutnya, memperlihatkan tubuh polosnya yang terdapat beberapa noda merah ke uguan tanda kepimilikan Reval.
Valerie bergegas menuju kamar mandi, dan usai ia membersihkan dirinya ia membangunkan suami tercintanya.
"Sayang vangunlah, ini sudah siang, kau harus ke kantor".
Valerie mengguncangkan badan Reval pelan, membuat Reval sedikit menggeliat, mulai menyadarkan dirinya.
"Morning suamiku, air panas sudah kusiapkan di kamar mandi, kita harus cepat turun, ayah ibu pasti menunggu".
Valerie mengecup Reval sayang, dan memutuskan keluar kamar untuk membantu mertuanya. Sedangkan Reval mandi dan segera menyusul.
Di ruang makan.
"Sudah membaik nak".
Tanya ayah Valerie membuat Valerie diam sesaat kemudia tersenyum dan mengangguk.
"Syukurlah, jangan terlalu lelah ingat, kamu harus menjaga dirimu sayang".
Kini ibu Reval yang mengingatkannya.
"Iyaa bu, terimakasih".
Reval tidak bersuara sejak tadi, sibuk pada makanannya dan juga pikirannya, yang tiba tiba keingat tentang satu hal.
Usai makan Reval dan Valerie pamit untuk kembali bekerja.
Di mobil Reval.
Reval menyetir tanpa berbicara, Valerie hanya melirik heran suaminya itu.
"Kamu kenapa sayang".
Valerie memberanikan diri bertanya pada suaminya itu.
"Tidak papa"
"Cih, tidak papa tapi jawabanmu ketus"
Valerie kesal melihat Reval yang tidak mau bercerita padanya.
"Jauhi pria di tempat kerjamu".
"Siapa maksudmu? Lucas?"
"Ya!"
"Dia hanya partner ku saja".
"Tapi sepertinya dia mencintaimu huhhh".
"Tidak mungkin kami hanya partner bisnis, dan kau ini anehhh sekalii aku hanya....".
"Sekali kataku jauhi maka jauhi paham!!!".
Reval memotong perkataan membentak Valerie. Membuat Valerie terkejut dan hanya bisa diam.
Reval mengantar Valerie ke tempat kerjanya, kemudia bergegas ke kantor tanpa berbicara sedikitpun.
👊👊👊
Reval melangkahkan kakinya dengan gusar, mengingat perkelahian dengan istrinya tadi.
Reval memasuki ruanganya dan mulai melakukan pekerjaanya. Hari ini akan ada jadwal Rapat, dengan kolega dari luar.
Tapi sialnya sekertarisnya itu malah sedikit terlambat. Reval melihat sekertarisnya berlari lari kecil dari pintu lift kantornya.
Melihat itu justru Reval salah fokus karna payudara Liliana yang berayun dengan sangat kuat, membuay Reval menelan ludahnua dengan susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
RomancePERINGATAN!! cerita ini mengandung unsur dewasa! bagi pembaca yang tidak nyaman , harap skipp bagian bagiannya terima kasihhh !