12 || Luka untuk Cinta

414 45 1
                                    

Kita sama-sama ingin bebas.

Jadi ayo,

sama-sama saling melepas.

-Ranada-

•••


Nada dan teman-temannya pergi ke kantin sesuai rencana Adiba. Karena sibuk dengan bazar eskul, mereka jadi jarang berkumpul.

Kantin lumayan terkendali hari ini. Mungkin karena dilapangan juga disediakan stand-stand penjual makan dan minum. Kelima cewek itu dengan mudah menemukan tempat duduk yang pas.

"Seneng nih gue begini. Langsung dapat tempat duduk." Della dengan mulut cerewetnya.

"Iya, bener. Kalau tadi kantin penuh, rencananya kita pergi ke kafe bunda aja."

Ucapan Adiba mengundang tatapan kaget Della dan Raya. Kedua cewek itu sampai-sampai menggebrak meja saking kesalnya.

"Yeu! Mending tadi kita langsung ke kafe bunda lo aja. Masih mending kafe tante Diva kali kemana-kemana,"

Adiba mendelik. "Itu sih mau lo biar gak keluar duit!"

"Nah itu lo tau, Dib." jawab Della dan Raya bersamaan. Kedua anak itu kadang sangat cocok, padahal suka sekali bertengkar.

Ila mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam dompetnya. "Nih, beli minum sana."

"Woh siap! Nyonya mau minum apa?" Della yang paling semangat. Langsung merampas uang milik Ila diatas meja.

"Air mineral aja gue. Kalian terserah mau beli apa."

Nada melirik Della sinis. "Kalau duit aja lo cepet banget deh Dell."

"Wanita mana yang tidak suka gratisan wahai sahabatku?"

"Ila nih salah ajaran. Kebanyakan lo traktir jadi keterusan nih anak La," Raya turut protes. Benar juga jika dipikir-pikir, Ila terlalu sering membelikan mereka makan dan minum.

"Biar diam mulutnya." balas Ila santai. "Gak usah dipikirin Dell. Beli sana, kalau kurang bilang."

Adiba hanya menggeleng menatap teman-temannya. Lalu berdiri dan mengeluarkan dompetnya. "Ayo Dell beli bareng gue. Kalau kurang gue aja yang tambahin."

"Setuju!" Della ikut berdiri, semangat juangnya terkumpul.

"Raya sama Nada pesen apa?"

"Soto sama jus avocado." balas Raya.

"Avocado apa?" tanya Della spontan. Adiba menghela nafas, lalu menepuk bahu Della prihatin.

"Alpukat, Dell. Lo begini aja gak tau?"

"Gue lupa, bukannya gak tau."

"Alasan aja lo!"

Della merengut, tidak terima dengan seruan Raya. Lalu menaruh kembali uang Ila diatas meja. "Gak jadi beli nih gue. Ngambek gue, males!"

Raya tertawa geli, lalu memasukkan uang Ila kedalam kantong Della. "Sudah sana, kalau ada kembaliannya kan buat lo."

"Oh iya ya? hehe..."

"Della.. Della.." Ila tersenyum geli sambil menggeleng. Memang menyebalkan, tapi anak itu sangat menghibur.

"Kalau gue jus melon aja." Nada menyela.

"Minum aja Nad? Tumben,"

Nada mengangguk. "Iya, soalnya gue gak lama, mau ada urusan." ucapnya sambil melirik meja yang terletak di ujung.

RANADA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang