44 || Mengenai Ila

237 26 4
                                    

"Kadang, yang memberi terlalu banyak yang akan jadi pihak paling disakiti. Karena kita sudah memberi segalanya... Mereka mulai bosan dan berpikir, kalau ke depannya gak akan ada hal lain lagi."

-ILA-

•••

Dulu, waktu awal-awal Nada mengajak kenalan seorang siswi yang hobinya mengeluarkan kata-kata gak bermoral dari mulutnya yang bisa langsung buat lawan bicaranya mendadak depresi, Nada gak takut sama sekali.

Apalagi waktu Adiba bilang... kalau siswi bernama Quickla itu sebetulnya cuma bingung aja gimana caranya bersosialisasi.

Dimulai dari Nada yang sok asik ngajak Ila ngobrol untuk pertama kali di dekat loker sekolah, ngajak makan dikantin bareng, nemenin Ila di acara peragaan busana pertamanya, sampai kemudian mereka jadi dekat karena sama-sama berjuang buat eskul di SMA Cakrawala yang waktu itu masih membosankan banget.

Ila bukan teman pertama Nada. Karena waktu itu dia sudah dekat dengan Adiba, Raya dan Della. Tapi untuk Ila, Nada adalah teman pertamanya.

Dimulai dari perhatiannya Nada waktu merawat Ila yang sakit karena terlalu sibuk bekerja setelah ditinggal mantannya yang selingkuh, dan semua dukungan Nada kepadanya, Ila menetapkan Nada sebagai salah satu makhluk yang akan dia lindungi sampai kapan pun.

Makanya, waktu dia tahu kalau Nada mulai galau-galau lagi setelah kabar Revan kecelakaan lagi menyebar, Ila berasumsi kalau sahabatnya seperti itu karena Revan. Itu juga yang jadi alasan kenapa Ila se-marah itu sama Nada dua bulan lalu di rumah Nazam.

Padahal nggak. Kalau aja Nada mau terbuka sama sahabat-sahabatnya dan gak membiarkan semua orang berasumsi sendiri atas masalah yang menimpanya, mungkin Ila gak akan se-frustasi ini.

Apalagi selama dua bulan belakangan Nada benar-benar mengkhawatirkan dengan bertingkah seperti orang yang mampu hidup sendiri meski seluruh populasi di bumi pindah planet.

Ila yang gak pernah suka diabaikan, jadi makin marah waktu Nada berkali-kali menolak untuk menemuinya. Padahal jadwal pemotretan Ila makin membludak, tapi karena ini perihal Nada, ia rela bolos berkali-kali.

Makanya malam ini, Ila membawa seseorang yang akan membuat Nada tidak akan berani mengabaikannya lagi.

Mahendra. Ayahnya.

Dengan bonus seorang bayi menggemaskan berpipi tembam, dan juga ibu kandungnya-- yang sudah Ila ketahui kalau perempuan itu adalah istri baru Hendra.

Benar, Ila sudah tahu Bunda Nada dan Ayahnya telah berpisah. Terima kasih yang sedalam-dalamnya ia berikan kepada Papinya yang turut ikut andil dalam mencari informasi.

"Lho... La?" Nada membeo waktu Ila dengan gaya super anggunnya yang gak pernah berubah itu turun dari mobil van-nya lengkap dengan ekspresi menahan murka.

"Bukain pagernya! Malah lho-lha-lho."

Nada yang masih kebingungan tetap berjalan menghampiri Ila dan membuka pagar rumah hanya untuk kemudian dibuat tertegun dengan kehadiran tamu-tamu lain yang juga turun dari Chevrolet Express El Capitan mewah milik Ila yang jarang sekali perempuan itu bawa.

"Ayah?!"

Jelas Nada kaget. Padahal dia yang berniat memberi kejutan ke Ayah besok lusa dengan datang ke Surabaya, namun ternyata laki-laki yang sangat ia rindukan itu malah muncul deluan di depannya dengan tampang sedih.

"Kok bisa di sini?!"

"Kata Ila kamu sakit! Mana yang sakit, nak? Sakit apa?"

"Hah??" Nada berseru bingung. Namun dalam sedetik, ia langsung menoleh kepada Ila yang tampaknya tidak merasa bersalah padahal sudah membohongi orang tua.

RANADA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang