***
Matahari terbenam, bulan mulai meninggi menggantikan tempatnya. Gelap menjemput disertai terpaan angin dingin yang perlahan menusuk permukaan-permukaan kulit.
Malam sudah datang, dan Nada tetap di kota itu, bersama orang-orang yang sama.
Pantai.
Akhirnya Nada kemari, setelah hampir seminggu lamanya berkeliling Balikpapan untuk sekedar melupakan hal-hal yang membuatnya pergi dari Ibukota.
Sejauh ini, se-lama perjalanannya di kota ini, Nada paling sering bersama Putri dan Angel. Mereka seakan-akan mengemban tanggung jawab akan kedatangan Nada ke Balikpapan.
Nada merasakannya, meski mereka tidak mau mengaku.
"Gue iri..." Perkataan Nada membuat dua orang perempuan yang duduk di antara dirinya menoleh. Mereka sedang berada di pinggir pantai, duduk beralaskan pasir dengan beratapkan langit malam.
"Iri?" Angel menyahut deluan.
"Iya... Sama lo... Sama Putri.." Nada tersenyum pahit. Bingung apakah ia harus bercerita atau kembali memendam semuanya seorang diri.
"Apa yang buat kamu iri?"
"Bahagia." Nada menatap jauh ke depan. Saat ombak bergulung menuju tepi, Nada membayangkan semua beban yang ia pendam ikut terhantam pasir basah, lalu menghilang.
"... Kalian yang selalu bahagia. Gue iri,"
Helaan napas terdengar dari samping kanannya, Nada tahu itu berasal dari Putri. Baru saja ia ingin bicara lagi, suara perempuan bermata kecil itu sudah lebih dulu mengambil alih.
"Menurut kamu... Dunia itu adil apa nggak?" tanyanya.
"Nggak." Jawab Nada lugas.
Putri mengangguk. "Kebanyakan orang bilang gitu..."
"Memang menurut kalian gimana?"
"Adil." Putri dan Angel menjawabnya bersamaan.
Ada jeda sesaat setelah keduanya menjawab pertanyaan itu. Sejauh yang Nada tahu, di mana ada Putri, selalu akan ada Angel. Begitu pun sebaliknya.
Saat anggota grup lain belum tahu, Angel akan selalu jadi orang pertama yang tahu hal apapun mengenai Putri, dan begitu pun sebaliknya.
Keduanya... Mengingatkan Nada pada Adiba. Orang pertama yang selalu tahu mengenai masalah-masalahnya. Meski beberapa bulan terakhir, Nada memilih untuk memendam semuanya sendiri.
"Kalian bilang dunia ini adil karena kalian selalu bahagia?"
Dua orang itu tertawa. Sekarang Nada malah terlihat seperti orang bodoh. Namun apakah pertanyaannya salah?
"Gak ada orang yang gak pernah sedih, Nada." Kata Putri. "Semua orang pasti pernah ngerasain itu."
Angel nampak mengangguk. Sejauh ini, gadis ceria itu nampak yang paling tenang. Padahal biasanya Angel akan selalu jadi pihak yang tidak pernah bisa diam dan selalu memiliki pertanyaan untuk semua rasa penasaran yang ia punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANADA ☑️
Fiksi RemajaTentang mereka yang ingin bebas namun takut kehilangan. Orang-orang egois yang terus saling menyakiti hanya karena memikirkan perasaan sendiri. Nada dan Revan sudah melewati banyak waktu bersama-sama. Tidak pernah Nada bayangkan kalau mereka akan b...