1. Vote dulu sebelum baca.
2. Kalau sudah, silahkan membaca hehehe ^^
***
"Nada, ada Della tuh di depan." Nada yang semula menunduk sambil membilas piring kotor langsung menoleh.
"Della? Ngapain bun?"
"Mana bunda tau. Dia kan emang suka datang tiba-tiba." Jawab bunda sambil terkikik geli. Nada hanya mendengus gusar, lantas kembali menyelesaikan cucian piringnya.
"Ya udah, bunda ke kamar dulu ya."
"Anu bun." Nada kembali menoleh. "Tolong Della suruh tunggu di kamar aja."
"Della sama pacarnya. Udah bunda suruh tunggu di ruang keluarga."
Belum sempat Nada buka suara, bunda sudah melangkah menjauh meninggalkan dapur. Cewek itu berdecak kesal, tidak mengerti apa konsep kedua orang itu datang ke rumahnya jam 8 malam.
***
Sepuluh menit kemudian, Nada muncul di ruang keluarga sambil mengeringkan tangannya dengan tisu. Pemandangan menakjubkan langsung menyambutnya. Della dan Nazam sedang duduk berdua sambil menonton televisi.
Bagus sekali.
"Rumah lo berdua tiba-tiba mati listrik, kah?"
Nazam dan Della langsung menoleh, sedikit tersentak kaget ketika sadar kalau Nada sudah berdiri di samping sofa yang mereka duduki.
"Heh! Pake salam dulu kek!" Della melayangkan protes.
Sudah tahu apa akhirnya jika ia mendebat Della, jadi Nada memutuskan untuk duduk di antara keduanya saja.
Della hendak protes lagi karena Nada memisahkannya dengan Nazam, namun tangan Nada sudah lebih dulu membekap mulutnya.
"Duh, gue lagi capek banget sumpah. Kalo lo mau ngomong, boleh aja, tapi apapun selain ngomel. Oke?" Della mengangguk.
Nada tersenyum puas, lalu melepas tangannya dari mulut Della. Nazam melihat pacarnya dengan kasihan. Della sampai susah bernafas tadi.
"Oke, oke. Ngapain lo berdua kesini?" tanya Nada kemudian. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, lalu melihat Della dan Nazam bergantian.
"Woaa.. Kalo udah pacaran emang beda banget ya?"
Nazam mengeryit. "Beda gimana, kak?"
"Di jidat kalian tuh ada nama satu sama lain." Nada terkikik geli, lalu menunjuk dahi Nazam dengan telunjuknya. "Nah, ada nama Della."
Nazam tersenyum lebar, kelihatan sekali anak itu sangat tengil. Namun berbeda dari Nazam, pacarnya malah merengut kesal menatap Nada.
"Nad, lo tuh buruk banget tau kalo buat jokes." Hardik Della.
"Dih, ini tuh kenyataan! Cuma jomlo yang bisa lihat. Makanya lo gak tau,"
Della mengibaskan tangannya cepat. "Ah, bodo amat. Jadi intinya, kita berdua kesini mau ngasih tau lo sesuatu."
"Kalo kabar buruk gue gak mau dengar." balas Nada cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANADA ☑️
Ficção AdolescenteTentang mereka yang ingin bebas namun takut kehilangan. Orang-orang egois yang terus saling menyakiti hanya karena memikirkan perasaan sendiri. Nada dan Revan sudah melewati banyak waktu bersama-sama. Tidak pernah Nada bayangkan kalau mereka akan b...