13 || Tangis untuk Kehilangan

432 41 13
                                    

Aset Negara (5)

Fredella Anisa : Nad, lo kemana ih? Main pergi aja. Ini jus melon lo masih banyak tau.

Latiefa Airaya : Tutup mulut berengsek lo Dellaaaaa!

Ranada Fazy : Kalian masih dikantin?

Latiefa Airaya : Lo langsung pulang aja Nad. Gak usah dihirauin si dora. Orang kita udah dijalan pulang semua.

Fredella Anisa : Kan gue khawatir, salah mulu sih?!

Latiefa Airaya : Ketemu gue besok, gue botakin lo Del. Sumpah ngeselin banget ini orang.

Ranada Fazy : Gue putusin Revan.

Fredella Anisa : IH SERIUS?? Lo dimana Nad? Lo gak papa?

Latiefa Airaya : Pertanyaan apa sih itu Del? Ya pasti dia kenapa-kenapa lah. Namanya juga habis putus.

Adiba Wijaya : Nada, lo dimana? Langsung pulang aja, istirahat.

Fredella Anisa : Lo kenapa sih Ray sewot banget sama gue

Latiefa Airaya : Dendam gue sama lo. Soto gue ditumpahin sambel.

Fredella Anisa : Gak sengaja ih. Dendamanan!

Ranada Fazy : Gue dijalan pulang. Maaf ya langsung pergi tadi.

Quickla Megan : Keputusan lo udah bagus. Gak papa Nad. Sampai rumah istirahat.

Fredella Anisa : .2

Latiefa Airaya : .3

Fredella Anisa : Lo kok ikut2an sih Ray? Siapa sih ini sok akrab banget deh!

Adiba Wijaya mengeluarkan Latiefa Airaya dan Fredella Anisa.

Quickla Megan : Ide bagus Adiba. Makasih.

Adiba Wijaya : Youre welcome, sist.

Adiba Wijaya : Hati-hati dijalan, Nad.

Ranada Fazy : Iya, makasih semua. Raya sama Della dimasukkin lagi, ntar ngambek.

Quickla Megan : Gak usah nanti aja. Berisik.

Nada menutup aplikasi Line, lalu memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Cewek itu memperbaiki letak helmnya yang kebesaran. Sore yang mulai gelap itu, Nada pulang dengan ojek online.

***

Mata Nada mengedar keseluruh penjuru rumah. Tempat dimana biasanya akan ada suara bunda bernyanyi sambil memasak atau suara senar gitar bang Ravi dari taman belakang itu sangat sepi.

Nada melepas tas sekolahnya dan meletakkan benda itu disofa. Nada melangkah menuju lantai atas, masuk ke kamar kakak laki-lakinya -namun tidak ada siapapun disana.

"Bunda!" Panggil Nada setelah keluar dari kamar Ravi. Suaranya hanya menguap diudara, tidak ada yang menyahut.

"Bang Ravi!" Tetap tidak ada sahutan.

RANADA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang