Picture-perfect, you don't need no filter
Gorgeous, make 'em drop dead, you a killer
Shower you with all my attention
Yeah, these are my only intentions
Stay in the kitchen, cooking up, cut your own bread
Heart full of equity, you're an asset
Make sure that you don't need no mentions
Yeah, these are my only intentions
Suara merdu Nazam dan gelak tawa para teman-temannya mengisi keseruan malam ini di taman belakang rumah Adiba.
Della berdiri sambil memegang tusuk sate ke delapannya di sebelah Nazam yang sedang bernyanyi. Tidak akan dia biarkan Nazam sendirian, apalagi di situasi ketika laki-laki itu sedang bernyanyi karena pesonanya begitu melemahkan hati kaum hawa.
Sekarang sudah hampir pukul 11 malam. Para tamu undangan sudah bubar. Hanya tersisa para saudara, sepupu, dan sahabat Adiba di taman belakang untuk melanjutkan acara mereka.
"Kak Reyzaaa Adit ngasih rokok tuh ke Kak Elshaa!" Adiba mengadu setelah melihat dua kakak sepupunya yang paling kacau sedang bertransaksi rokok secara diam-diam.
Reyza, kakak kandung Adit yang merupakan orang paling tua dalam silsilah per-sepupuan mereka, langsung menoleh. Matanya bukan menajam ke arah Adit, melainkan ke arah Elsha.
Perempuan itu adalah kakak kandung Quickla. Namun tingkahnya sama sekali tidak menunjukkan seperti layaknya kakak karena tiap hari hobinya hanya membuat masalah— yang pada akhirnya akan diselesaikan oleh adiknya sendiri, Ila.
"Alah biarin aja!" Seru Adit. "Sekali-sekali ya gak papa."
"Gak papa apanya! Sembarangan aja kamu! Buang itu rokoknya!"
Elsha dengan cepat menyembunyikan rokoknya ke belakang badan. Tingkahnya membuat Ila yang sejak tadi diam langsung memutar bola matanya malas.
"Isap sekali, habis itu jangan pernah lagi." Ucap Ila tenang. Bicaranya membuat Elsha dan Adit mengangguk setuju. Namun di lain waktu, sempat membuat Reyza dan Rama selaku kakak tertua membulatkan mata kaget.
"Eh nggak bisa! Gak boleh!"
"Kak Rey sama Bang Rama ngerokok tuh!" Sela Elsha. Dia benar-benar penasaran ingin merokok.
"Kan kita cowok!"
Ila berdecak. "Masih aja membeda-bedakan gender."
"Jangan macem-macem! Liat tuh cewek-cewek yang lain aja gak ada yang pengen gitu."
Elsha memutar matanya melihat sekeliling. Mulai dari Ila, Adiba, Nada, Raya dan Della. Mereka semua nampak tenang.
Tidak mau mengaku kalah, namun di dalam dirinya sedikit mencelos saat Reyza membuatnya merasa berbeda dari perempuan lain.
"Gue mau kok." Della menantang. Cewek itu tahu bagaimana cara meramaikan acara. Ucapannya mengundang gelak tawa dari para perempuan, namun membuat para lelaki membulatkan mata.
Elsha yang semula cemberut, langsung tersenyum lebar. "Tuh Della mau!"
"Heh, nggak—" Nazam langsung memelototi Della. Dia bahkan lupa hingga bicara menggunakan mic. "Sembarangan kamu ya!"
Melihat situasi jadi membara, Raya ikut mengangkat tangannya. "Gue juga mau!"
Ila dan Ailya menyunggingkan senyum tipis. "Gue juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
RANADA ☑️
Novela JuvenilTentang mereka yang ingin bebas namun takut kehilangan. Orang-orang egois yang terus saling menyakiti hanya karena memikirkan perasaan sendiri. Nada dan Revan sudah melewati banyak waktu bersama-sama. Tidak pernah Nada bayangkan kalau mereka akan b...