Pagi ini Nada merasa lebih baik dari hari sebelumnya. Demamnya juga sudah menurun sejak semalam. Hendra memberi saran agar putrinya tidak perlu datang ke sekolah dulu, yang tentu langsung ditolak pelan oleh Nada.
Perempuan itu masih sempat-sempatnya memikirkan Revan yang tidak memberi kabar sama sekali. Nada lelah, rasanya ucapan kemarin tidak pernah berdampak apapun pada Revan.
Rambut kuncir satunya terayun bersamaan dengan langkah kakinya yang ringan. Nada berjalan sendirian di koridor dengan senyuman tipis setiap kali berpapasan dengan orang yang menegurnya.
"Oy." Nada menoleh, tersenyum lebar ketika Della merangkulnya yang datang dari arah belakang. Perempuan mungil itu sampai-sampai harus sedikit berjinjit karena tingginya dengan tinggi Nada sedikit beda jauh.
"Udah sembuh, Nad?" tanya Della.
"Udah, alhamdulillah."
"Mau tau gak?"
Nada mengeryit, namun tetap mengangguk. "Apaan tuh?"
Della tersenyum lebar, lalu menghentikan langkahnya hingga langkah Nada ikutan berhenti. Gadis yang sering di panggil dora itu mendekatkan bibirnya pada telinga Nada.
Menyadari kalau Della kesusahan menyamakan tinggi mereka, akhirnya Nada mengalah dengan sedikit menunduk.
"Ih, pengertian banget."
Nada berdecak. "Cepet ngomong. Pegel nih,"
Della terkikik geli, lalu berbisik. "Aliyah di datengin Ila kemarin."
"Hah? Aliyah?"
"Iya! Kemarin Ila mau datangin Revan, tapi menurut mata-matanya, Revan akhir-akhir ini lengket banget sama cewek yang namanya Aliyah. Jadi Ila cari tuh anak,"
Nada menegakkan badannya, jantungnya langsung berdebar-debar. "Duh! Terus Aliyah di apain sama Ila?!"
"Diajak ngobrol baik-baik. Lo tau sendiri gimana Ila. Terus waktu ngobrol-ngobrol, darisana Ila tau kalau Aliyah sama Revan emang deket banget."
"Wajar lah Dell. Kan pacarnya Aliyah temenan sama Revan, namanya Ridho."
"Nah ini berita utamanya! Aliyah sama Ridho udah putus—"
"Iya gue tau, Dell." Potong Nada cepat.
"Dengarin dulu Nad! Ridho diputusin sama Aliyah. Orang Aliyah suka sama Revan."
"Ngaco lo! Aliyah itu masih suka sama Ridho meskipun mereka udah putus. Gue dengar aja katanya dia galau." bantah Nada tidak percaya.
"Tau darimana lo? Jelas-jelasnya dia biasa aja. Semalam aja nonton sama Revan."
Nada terdiam, tidak bisa buka suara lagi. Yang Nada tau hanyalah, Aliyah dan Revan adalah teman, tidak lebih dari itu dan sebenarnya itu sudah cukup. Makanya sejak dulu Nada membiarkan saja, tidak ingin larut dalam pikiran buruk.
"Dell, Ila gak ngelakuin apapun kan ke Aliyah?"
"Nggak lah Nad. Ila ngasih baby maroon kesayangannya ke Aliyah. Emang siapa juga yang bisa nolak baby maroonnya Ila? Gue kalo jadi itu cewek juga mau."
Nada kehabisan kata-katanya. Baby maroon yang dimaksud Della adalah tas kecil berwarna maroon kesayangan Ila. Tas itu dibeli dengan uang pertama Ila dari hasil kerja kerasnya sebagai model.
Harganya puluhan juta. Namun hanya ada 18 diseluruh dunia. Makanya Ila sangat menyukai tas itu.
"Gue harus gimana Dell? Gue gak bakalan bisan gantiin baby maroonnya Ila."
KAMU SEDANG MEMBACA
RANADA ☑️
Novela JuvenilTentang mereka yang ingin bebas namun takut kehilangan. Orang-orang egois yang terus saling menyakiti hanya karena memikirkan perasaan sendiri. Nada dan Revan sudah melewati banyak waktu bersama-sama. Tidak pernah Nada bayangkan kalau mereka akan b...