11 || Berhenti untuk Kembali

407 44 7
                                    

•••

Revan El :
Dmna kmu?

Sudah hampir sepuluh menit Nada mendiamkan pesan yang Revan kirim. Perempuan itu hanya diam karena bingung.

Kakinya dia gesekkan pada permukaan tanah, memangku tangannya sendiri yang kini memegang sebuah gantungan kunci berbentuk sepatu.

Nada pikir ide bagus jika dia keluar dari ruang musik dan memilih pergi ke lapangan untuk sekedar mengecek pekerjaan anggota musiknya.

Namun ternyata salah. Setelah menerima kembali ponselnya dari Nazam, Nada malah semakin tertekan karena terlanjur membaca pesan yang Revan kirim.

Nada mendesah pelan, mendongak hingga matanya menatap hamparan langit yang begitu cerah.

Perempuan itu menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan panjang. Nada butuh udara segar setelah lama berdiam diri di dalam ruangan ber-ac.

Setelah sedikit puas menikmati cahaya matahari, Nada memutar pandangannya, menyapu seluruh penjuru lapangan.

Nada sangat suka duduk di pinggir lapangan, memperhatikan banyaknya orang yang sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti sekarang. 

Beberapa orang ramai-ramai saling tarik menarik untuk segera pergi menuju panggung utama karena acara penutupan akan segera dimulai.

Nada memilih duduk ditempat— sambil menunggu beberapa saat lagi karena dia akan tampil. Nada tidak terlalu suka menunggu di belakang panggung.

Dari arah belakang, Ila mengambil duduk disamping Nada sambil menyodorkan susu pisang dalam kemasan kotak kesukaan Nada.

Awalnya Nada sempat tertegun, namun akhirnya dia mengambil minuman itu dengan senang. "Makasih."

Lama keduanya diam. Nada hanya memutar-mutar sedotan yang bahkan belum dia buka. Sedangkan Ila, perempuan itu hanya menatap lurus kearah depan sambil menyedot susu lowfat kemasan kotaknya dengan tenang.

Nada tidak tau kenapa suasananya mendadak jadi begitu menyeramkan. Ila memang memiliki aura ditakuti, namun biasanya Nada tidak pernah setakut ini.

"Nad, gue kehilangan baby maroon."

"Maaf La... Gue gak tau lo bakal senekat itu." Balas Nada lirih, merasa sangat bersalah.

"Kalau gitu ganti baby maroon gue Nad." Ila menaruh kotak minumannya kesamping, diantara dirinya dan Nada.

Tubuh Nada menegang. Uang jajannya setahun saja tidak akan bisa mengganti baby maroon milik Ila. Belum lagi, tas itu sudah sold out.

"La, gue.."

"Cewek itu awalnya gak tau kalau gue temen lo. Gue datangin dia pakai alasan kalau gue mau rekrut dia jadi anak model." Ila tertawa kecil, mulai bercerita sambil mengingat tentang aksinya kemarin.

"Gue ajak dia ngobrol. Gue pancing terus, sampai akhirnya dia mau cerita kalau dia lagi suka sama teman sekelasnya. Lo tau lah gimana cewek, kalau udah ngobrol bisa merembet kemana-mana. Gue liat matanya Nad. Dia.. Emang se-senang itu sama Revan."

RANADA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang