Di kantong seragamku sudah ada empat. Dibelikan oleh seseorang yang tak mau jadi kekasihku. Ia bilang, cinta sama saja seperti permen ini. Membahagiakan lidahku, juga menyakiti gigiku. Sesuatu yang seperti itu, takkan berhasil, katanya.
Aku mengangguk dan menggeleng. Iya dan tidak. Iya untuk pemberian permennya, tentu saja. Dan tidak, untuk keyakinan cintanya yang masih cacat.
Aku bilang,
Bukan begitu sudut pandangnya. Permen ini manis, dia tidak jahat. Dan hebatnya, menghabiskan tiga permen ini sama saja meminum segelas susu.
Ia menatapku linglung. Barangkali kepalanya sedang menyusun pertanyaan yang hampir sama dengan kepalaku; kenapa ia bisa dicintai oleh orang seaneh aku.Setahuku, alasannya sederhana;
ia memberiku permen mahal
dengan senyum
yang membuatku
merasa kaya seketika.
...
"Cinta itu kerbau-kerbau kepada petani. Mengabdi dan setia meski dipecut dan didera."--Iksan Skuter
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Baru Untuk Kekasih Lama
ПоэзияTidak ada yang selamat setelah "selamat tinggal." Rank 1 #poems 27/7/2019