Ketua RT di Mars

2.1K 168 21
                                    

Kalau-kalau sedang duduk berdua--saya dan kamu--di atas motor atau warung makan mana saja, saya ingin berbincang mengenai ini;

Boleh tidak,
tua saya minta kamu ada di dalamnya?

Saya ingin kamu ada di sana; menyesap teh hangat yang saya buat, memakai baju yang sudah rapi saya lipat, menceritakan beberapa hal yang sudah mulai tak saya ingat, serta menjaminkan bahwa kelak, yang bisa bikin kita kehilangan satu sama lain cuma perkara wafat. Bukan rasa bosan dan niat.

Tapi perasaan saya adalah obrolan paling senyap yang tidak akan pernah sanggup kamu dengar. Pun saya, tidak mau ego ini terbongkar.

Jadi alih-alih berbicara panjang lebar mengenai seberapa ingin saya menjadi berdua denganmu sampai nanti tutup usia, kita justru membangun percakapan-percakapan remeh seperti;

Menurutmu cabai ini merasa sia-sia jadi cabai atau tidak?

--saat memakan satu gorengan dengan cabai yang tidak pedas sama sekali. Lalu ini,

Engga jadi beli. Mbaknya gulungnya jelek :(

--di depan penjual telur gulung saat car free day

Kita terus-terusan lari dari obrolan paling penting. Dua pengecut maha takut yang menolak bertekuk lutut--kepada soal dan jawaban mengenai, kita ini apa? Buatmu saya itu siapa?

Sampai tiba di kamar masing-masing, setelah seharian melucu, ponsel saya berbunyi, saya tergugu.

Kalau suatu hari aku menikah bagaimana?

Di hadapan ponsel, saya hancur; luka yang teratur--diulang-ulang seperti tiup lilin saat tambah umur.

Saya sadar akhirnya, betapa tawa dan tangis tumpang tindih pada satu manusia sebentuk kamu. Pada seabstrak kita.

Ya saya pergi lah,

Balas saya setengah berkaca-kaca. Untungnya, teks tidak pernah benar-benar bisa didengar. Kalau tidak, Dria bakal mengasihani suara saya yang gemetar. Mengasihani hati saya yang pelan-pelan mulai jatuh terkapar.

Ke mana? Luar angkasa?

Mau marah rasanya. Karena pergi sejauh apa pun Dria, kepala saya diam di tempat. Lumpuh ditindih kenangan maha laknat; ia mengobati sekaligus memukul kangen saya yang mulai pucat--bikin saya sembuh dan cidera setiap saat.

Iya.
Mau bangun komplek, dan jadi ketua RT nya.

...

Tulisan yang maha engga jelas.

Buku Baru Untuk Kekasih LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang