Kuota Habis

3.8K 176 8
                                    

Hari ini tidak ada sambungan telepon sampai pukul lima pagi. Kamu tidur lebih awal. Badanmu, barangkali minta diistirahatkan dari kegiatan mencintaiku. Sebentar, sebentar saja. Jangan sampai selamanya. Sebab aku, bisa mati bosan kalau kamu tidak ada di bumi. Sebab hiburanku cuma kamu, Dria. Sebab kamulah lelucon Tuhan yang paling istimewa; tidak melakukan apa-apa tapi sanggup membuat hidupku terbahak hebat.

"Kuotaku habis. Besok jangan rindu."
Manusia-manusia miskin itu kita, Dria; selalu ada jarak sebagai antara. Dan ancaman paling bahaya adalah curiga serta kuota yang tandas di tanggal tua; di mana rindu kita dipaksa puasa terhadap pesan-pesan singkat serta sambungan suara yang telanjur digilai setengah nyawa. Dan aku adalah selemah-lemahnya wanita yang tidak sanggup tegar tanpa kabarmu.

Cinta kadang mampu dihancurkan dengan hal-hal sepele semisal kuota yang tiada. Juga rinduku Dria, kadang marah-marah di dalam dadaku; meneriakkan namamu seperti ingin lari dari hulu jatungku--deras dan terburu-buru--biar cepat bertemu dengan hilir dadamu. Inginnya.

Sebab aku, adalah sebaik-baiknya pemeran jarak yang tidak tahu caranya berhenti merindu. Sebab rindu, tidak punya rambu buat aku berhenti sekadar mengencangkan jaket serta helm sebelum kembali kencang melaju.
Sebab kamu, sudah menungguku di ujung sebuah pintu; sambil bilang, "hati-hati di jalan, kamu."

Buku Baru Untuk Kekasih LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang