Ada Apa Dengan Dompet

5.8K 293 11
                                    

"You can’t blame gravity for falling in love."

—Albert Einstein

....

Di dompet, dengan wajah paling rupawan, kamu tinggal. Terselip rapi seolah tak pernah pergi. Tersenyum ramah seolah kita tak pernah dikalahkan amarah.
Kamu aman di belakang kartu tanda pendudukku; kamu aman jadi penduduk jantungku.

Tapi Dria, kalau-kalau jatuh cinta bisa dicurangi, aku mau kamu tidak ada di sana. Aku mau kamu lenyap saja. Sebab, jatuh cinta adalah selamanya merindukan badan. Sebab, jatuh cinta adalah selamanya menolak kehilangan.

Kalau-kalau jatuh cinta bisa dicurangi, aku mau kamu di sini; tidak perlu rasa kangen, tidak perlu selembar potret, juga tidak perlu ada kekasihmu.
Kita bakal jalan berdua malam minggu; digandeng dan menggandeng, tertawa dan menertawakan, diisi dan mengisi, asal jangan menangis dan ditangisi. Sebab, jatuh cinta adalah selamanya menolak kamu bersedih.

Tapi cinta, tidak bisa dicurangi. Kehilangan adalah hal yang tidak pernah bisa kita juarai.

Maka, kusimpanlah kamu di sana--di tempat yang tidak ada orang ketiganya. Tidak ada Tjut Meutia, tidak ada Hoesni Thamrin, tidak ada Idham Chalid, tidak ada Frans Kaisiepo, tidak ada Ratulangi, tidak ada Djuanda Kartawidjaja, tidak ada Hatta, tidak ada Soekarno, apalagi kekasihmu.

Tak masalah tak mampu beli apa-apa. Sebab aku percaya, kekasihmu juga tak akan menjualmu di pasar-pasar yang kudatangi bersama ibu.

Buku Baru Untuk Kekasih LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang