Rumah Kosong

3.4K 228 19
                                    

Kamu jangan masuk. Rumah kosong itu aku, Dria. Yang berandanya penuh oleh daun pohon mangga paling gugur. Yang pintunya bisa remuk sekali kamu ketuk. Aku sudah ditinggalkan penghuninya. Entah ke mana; kunciku dibawa, padahal tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali dua mangkuk sup, dua gelas kaca tempat dua pasang mata pernah menggila dan berkaca-kaca.

Jendela depanku hancur lebur. Anak-anak tetangga mengataiku seram sambil melempar kerikil tajam. Mereka bilang aku yang gelap ini pasti berhantu. Aku takut tentu saja. Tapi Dria, hantu paling mengerikan cuma kenangan belaka. Kesepian yang hidup di dapur, tempat tidur, kamar mandi, ruang tamu, serta meja makanku lebih-lebih mengerikan dibanding setan mana saja.

Mangga-mangga yang mentah, matang, busuk, dan jatuh hingga menimbulkan bunyi-bunyi di pekarangan depan terasa begitu mewah buatku. Mereka seperti satu kemasan film dengan mangganya sebagai tokoh utama. Tapi film ini juga terlalu menyedihkan buat ditonton. Sebab tokoh utamanya selalu kelewat matang, ia selalu dijatuhkan angin sore. Dan gugur tanpa pernah dipetik, dikupas, serta dipuji karena manisnya yang kelewat batas.

Kamu jangan masuk. Kesepian punyaku sudah sempurna tanpa cacat. Cukup bunyi mangga jatuh serta pecah kaca jendelaku yang dilempar batu. Kamu jangan masuk Dria. Meski punya kunci. Meski pintuku bakal remuk sekali ketuk, tolong jangan masuk lagi. Kamu terlalu mengerikan buat kehilangan-kehilanganku. Kamu terlalu sedih buat meja makanku yang menghidangkan banyak kenangan manis.

Kamu bukan penghuniku.
Aku sudah bukan rumahmu.

Buku Baru Untuk Kekasih LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang