Dria, saya ingin pinjam hidupmu. Agar tahu bagaimana seorang kamu menghadapi sebuah saya. Agar saya mengerti bahwa menjadi kamu, pun ternyata sesulit saya--begitu susah payah dan patah. Sebab barangkali, perkara ditinggalkan dan meninggalkan punya porsi luka yang sama.
Satu porsi kesedihan yang mungkin belum pernah saya cicipi sebelumnya; entah getir, kebas, pahit, atau bahkan manis tersembunyi yang nagih ... saya, ingin kamu meminjamkannya. Sekali saja. Biar babak belur luka saya tidak terus-terusan membuat namamu jadi tersangka. Biar namamu bersih dari isak raung paling perih.
Setelahnya kamu bisa bebas lepas. Kamu bisa terbang tinggi-tinggi meninggalkan bumi. Meninggalkan saya yang akhirnya usai menangisi--selesai menggapai.
Saat itu tiba, Dria. Betapa kita akhirnya menang dari pertarungan luar biasa yang berlangsung penuh murung. Kamu akhirnya juara. Pun saya, akhirnya jera pada perkara jatuh cinta yang kelewatan memenjara.
Karena memaksa memiliki kamu yang tidak mau saya miliki, adalah kejahatan luar biasa yang kemarin mati-matian saya langgar.
Maka hari ini, biarkan saya yang jadi meninggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Baru Untuk Kekasih Lama
PoetryTidak ada yang selamat setelah "selamat tinggal." Rank 1 #poems 27/7/2019