Kamu Harus Bangga

3.4K 188 15
                                    

Saya tidak menangis ketika dihadapkan dengan jarum suntik, saya tidak menangis ketika hujan petir, saya tidak menangis ketika tidak seorang pun mau mengerti saya, saya tidak menangis untuk hal-hal remeh seperti itu, Dria.

Saya menangis cuma untuk dua hal.
Pertama, ibu saya. Wanita maha sabar yang tuanya selalu saya sesali. Yang separuh keriputnya membuat seluruh saya terluka. Dia nyawa saya. Saya bakal kalang kabut kalau sampai kehilangan dia.

Kedua, itu kamu; satu rakyat Jokowi yang memimpin seluruh barisan rasa saya. Yang bisa memerintah tempur kapan saja. Itu kamu, Dria, manusia istimewa yang bakal saya tangisi sepanjang pagi jam dua. Tidak peduli mata saya bakal hancur dan remuk sebab kalah berperang. Tidak peduli kalau jam tidur saya bakal habis-habisan mengolok ramainya kehilangan milik saya.

Saya mungkin sanggup untuk beberapa hal. Tapi untuk perkara kehilangan, Dria, saya cuma anak kecil; yang kacau dan entah kalau harus berdiri tanpa kamu. Iya, saya terluka sebegitu dalamnya dan kehabisan cara buat bertahan di sana--di bumi milik kamu, yang selalu menutup pintu buat saya.

Tapi berbanggalah kamu sebab telah menjadi sedih-sedihku yang mahal dan maha. Yang ramai dan riuh.

Buku Baru Untuk Kekasih LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang