PART 11.

431 21 0
                                    


Jelita keluar dari jendela dan berlari dengan jarak yg sedikit jauh.

Jelita merogo-rogo kantong celana nya.

"Huhf untung kartu atm gue ada" ucap lega jelita

Jelita memesan taksi online.

Sebuah mobil telah berada di hadapan nya dan jelita segera menaiki nya.

**
Jelita telah sampai di cafe sprins ia mencari-cari keberadaan vano.

Vano telah ddk di kursi no 3 dan jelita telah menemukan keberadaan vano.

"Lama" ucap vano

"Maaf" gugup jelita

"Lo mau berdiri aj? Ddk cepat" ucap vano

Jelita ddk di kursi depan vano mreka saling berhadapan.

"Mau mesen apa mass,mbk?" ucap pelayan

"Lemontea tiga" ucap vano

"Kok tiga?" ucap jelita

"Untuk lo dua" ucap vano

"Tapi.." ucapan jelita terpotong

"Diem atau lo gue cium!" bentak vano

Jelita langsung terdiam dan tidak berkomentar apapun.

"Baik mass" ucap pelayan dengan kekehan nya dan lngsung pergi.

"Lo cerita ke gue jel inshaallah ga bakal gue bantu" canda vano

"Haa srius, gue udh capek2 kesini demi untuk ktemuan sma lo tpi lo ga bakal bantuin gue? Sia2 tau gak!" omel jelita yg tidak tersadarkan kalo jelita telah memanggil dirinya dengan (GUE)

"Lo, gue" ucap vano

Jelita hanya terdiam.

"Lo ngambek makin cantik" goda vano

Jelita hanya terdiam memasang muka cemberut.

"Cerita sma gue jel gue bakal bantu lo, gue perduli sma lo" ucap vano

"Perduli karna kasihan" ucap jelita

"Karna gue suka sma lo" ucap vano

"Mass,mbk ini minuman nya" ucap pelayan

"Mkasih mbk" ucap jelita

"Sma2" ucap pelayan smbil meninggalkan mreka berdua

"Semua laki2 sma saja selalu berbicara seenak nya tapi tidak ada bukti apapun" ucap jelita seakan-akan sedang menyindir vano

"Oke2 bakal gue buktiin, skrng lo cerita jel biar gue bisa bantuin lo" ucap vano

"Iyh" ucap jelita

"Tunggu2, soal tdi lo manggil dri lo dengan LO,GUE" ucap vano ke jelita karena sangat membingungkan baginya.

"Lo diem gak!" bentak jelita karena sedari tdi vano terlalu banyak omong.

"Eh iyh2 ampun dah mak lampir marah" ucap vano

"Sebenarnya gue anak pungut gue di desa cuma tinggal dengan seorang wanita yang umur nya sedikit agak tua ia sudah menjaga gue merawat gue seperti anak nya sendiri, di desa gue banyak di segani oleh orang2 karena bokap gue sangat kaya, nyokan dan bokap gue udah pisah saat gue masih 7 bulan, nyokab gue tidak sudih merawat gue di karena kan gue di anggap seperti anak pembawa sial oleh nyokab gue, saat gue lahir gue lngsung di bawa bokap gue di desa di situ gue di jaga dengan seorang ibu, gue pikir ia adalah ibu gue dan ternyata dugaan gue salah, ibu itu datang dari jakarta demi untuk menjaga dan marawat gue, sehingga gue tidak di ajarkan seperti anak desa, gue di rawat layak nya seperti anak kota berbahasa, sikap dan sebagainya. Gue sangat menyayangi dia yg sudah merawat gue, gue tau kalo dia bukan ibu gue saat ia sedang sakit2tan dan saat gue SMA papa gue sudah tidak ada di dunia ini karena penyakit papa yg tidak bisa di sembuhkan, saat papa ingin pergi papa berpesan untuk menjaga alih waris nya, saat gue kelas 2 SMA nyokab gue datang dan memaksa gue untuk tinggal bersama nya, jika gue ga nurur maka ibu asuh gue bakalan di sakiti, akhir nya gue nurut dan ikut bersama nya, ibu gue nangis karena gue di bawa secara paksa oleh nyokab gue. Di jakarta alih waris papa berlimpah-limpah dan sudah tertera dengan nama gue, nyokab gue ingin mengambil alih waris papa makanya gue di ajak nyokab gue untuk tinggal bersama" jelas jelita

Vano sebagai pendengar baik ia memahami penjelasan yg di beri jelita.

"Lo tinggal dimana?" tanya vano saat ia sedang minum

"gue tinggal dengan mama diana" ucap jelita

Vano lngsung tersedak saat mendengar nma diana.

"Diana temen papa gue" ucap vano

"Iya" ucap jelita

"Tapi knpa lo di sana terlihat sprti seorang pembantu jel" ucap vano

"Karna mama membenci gue, baginya gue pembawa sial, mama diana hanya menginginkan alih waris papa saja" jelas jelita

"Setega itu mama lo" ucap vano

Jelita meneteskan air mata nya sedari tdi saat menjelaskan semua nya kepada vano ia menahan air mata nya agar tidak keluar.

"Jangan nangis jel, ada gue di sini, lo gak sendiri" ucap vano seraya memegangi tangan jelita untuk menenang kan nya.

Vano merogoh saku celana nya.

"Dan gue mendapatkan org yg menulis surat ini" ucap vano smbil menunjuk kan sebuah kertas kepada jelita

"Kmu dapat dri mn" ucap jelita

"Ga pnting ini dapat dri mna, dan satu lgi, saat sedang bersama gue lo harus memakai bahasa jakarta" ucap vano

Jelita mengangguk mengerti.

"Minum" ucap vano menyodorkan minuman nya ke jelita.

Jelita meminum nya.

"Dan pakaian dan kacamata?" tanya vano

"Gue di suruh Mama diana untuk bersikap layak nya seperti seorang cupu" ucap jelita

Veno menggenggam tangan nya terlihat begitu jelas bahwa vano sedang emosi.

"Gue harus balas tante diana, dia sudah berpura-pura baik di depan gue" ucap vano

"Jangan sakiti mama gue van, gue sayang dia" ucap jelita

"Gue tau, lo tenang aj besok kita mulai semua nya" ucap vano

Jelita mengangguk mengerti.

"Ayo pulang, sudah larut malam" ucap vano

Dan ya jelita lupa saat ini ia sedang di kurung oleh diana, ia takut jika nnti diana tau kalo jelita tidak ada di kamar itu.

"Lo knp jel" tanya vano

"Saat kesini tdi gue diam2, karena gue di kurung mama diana di kamar bawah" ucap jelita

Vano memukul meja karena emosi nya.

"Dia sudah kelewatan jel, knp lo ga berontak" ucap vano

"Karna kalo gue berontak ibu gue bakalan terancam van" ucap jelita.

Vano mengerti dan ia membawa jelita untuk Segera pulang.









Salam hangat author😙

Typo bertebaran, maaf sangat guys.

NEXT PART SELANJUTNYA!

Anak DESA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang