Part 35.

278 11 0
                                    

"Dokterrrrrrrrr." teriakan manda begitu kencang sehingga bima dan vano menutup telinga ny masing2.

"Lo prempuan apa bukan sih, teriakan lo kayak monyet lagi minta makan." ucap vano.

Seketika dokter datang dengan sigapnya.

"Bodok! Toh dokter dateng kan, baru juga gue panggil sekali doang."

"Pasien sudah mulai mau sadar, tapi keadaan nya masih lemah. Saya berharap kalian dapat menjaganya dengan baik." jelas pak dokter.

"Baik dok." ucap manda, bima dan vano hanya mengangguk mengerti.

Dokter telah meninggalkan ruangan jelita.

Tangan jelita sedari tadi sudah bergerak kini beralih ke mata nya. Perlahan-lahan jelita melihat cahaya yang dulu nya gelap kini sudah mencapai ke terangan. Jelita mulai membuka matanya.

"Jell jelll." panggil seseorang. Jelita mendengar seseorang yang dekat dengan nya ia sangat tanda dengan suara itu.
Perlahan jelita sudah mulai melihat yang ia lihat pertama kali adalah seseorang vano yang sedang memegang tangan nya. Jelita mulai sadar seperti biasanya.

"Lo udah baikan."

Jelita hanya terdiam, ia merasa energi nya belum cukup untuk membuka suara.

Manda langsung memeluk sahabat nya ia sangat merindukan seorang yang sudah di anggap nya seperti saudaranya sendiri. rintih air mata manda ia sangat merindukan seorang jelita, mereka saling memeluk erat seakan-akan tidak ingin kehilangan.

Manda melepas pelukan nya.

"Lo udh baik-baik aj kan? Gue gamau lo kayak gini lagi." air mata manda masih menetes ia tak kuat menahan derita yang di alami sahabatnya.

"Gue ga kenapa-kenapa." ucap jelita.

Bima menyenggol siku kiri manda untuk memberi kode, agar jelita dan vano dapat berbicara berdua dan menyelesaikan masalah mereka.

Sebenernya manda adalah orang yang gampang pekaan jdi ia langsung meninggalkan ruangan jelita, dan bima mengikutinya dari belakang.

Kini hanya la mereka berdua yang berada di dalam ruangan. Hening.... Tidak ada yang memulai bicara, jelita menghembuskan nafasnya mengalah untuk berbicara deluan.

"Ngapain lo ada di sini."

"Jagain lo."

"Ga perlu!" ngegas jelita.

"Suka2 gue." balas santai vano.

Jelita memilih untuk diam.

"Gimana keadaan lo?" tanya vano.

Jelita hanya diam.

-budeg- ucap vano pelan namun di dengar jelita.

"Apa lo bilang!"

"Gak."

"Lo pikir gue ga denger."

"Siapa suruh lo ga jawab pertanyaan gue."

"Gue baik-baik aj! Puas!"

Anak DESA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang