PART 25.

323 16 0
                                    

"Mencoba untuk melupakan? Cukup tidak memperhatikan nya bukan? Malah sebaliknya jika kita menghindar malah semakin mendekat dan itu membuat kamu selalu memikirkannya! Seharusnya kamu sadar dari awal kalau kamu hanya tempat pelampiasan! Bukan dia yang salah, tapi kamu yang salah! Salah kenapa? Salah karena dari awal kamu sudah berada di jalur yang salah, coba kamu perhatikan saat orang mendekati kamu, jangan ambil keputusan kalau dia itu suka sama kamu! Bisa jadi dia hanya kesepian dan kebetulan ada kamu...."

🌻🌻

18.17

"Van" panggil jelita

"Hm" datar vano

"Lo tau gak?..."

"Gatau gue!" ngegas vano

"Ck gue msih ngomong vannn" ucap jelita

"Lanjutkan" ucap vano

"Sebenarnya sakit ya kalo nunggu orang yang ga pasti sama kita, apalagi cuma untuk tempat pelampiasan"

Serrrr...

Vano merasa tersindir akan ucapan jelita, seakan-akan ia terjerumur di dalam sumur.

"Terkadang gue jga heran, kenapa coba mendekati tapi tidak bersungguh-sungguh? Dan satu hal yang gue ga mngerti sama sekali, kenapa dia tega berbuat sebrengsek itu!?" ucap jelita terang-terangan

"Lo nyindir gue apa cemana" ucap vano dengan nada yg tidak suka

"Kok elo sih gue kan cuma nanyak sma lo bdo" omel jelita

Peka juga nya lo! Batin jelita.

"Intinya lo mau apa?" tanya vano

"Gk nyambung lo taiiii!" ngegas jelita

Vano hanya terdiam mencerna semua kata2 jelita yang menurut nya sngat la menusuk.

"Kok diem lo?" tanya jelita

"Bising" ketus vano

jelita terdiam dan menuju ke luar untuk memandang senja yang telah hadir.

Hatinya saat ini telah hancur karena dengan kepolosan nya dengan ia mengatakan itu semua secara terang-terangan kepada vano.

"Lo tau apa yang lebih menyakitkan?" tanya jelita ke langit2 atas.

"Bagi gue yang paling sakit ialah berharap yang tidak pasti, bilang suka saja itu blm sepenuhnya membuktikan! Stoppp jelita, saat ini detik ini lo harus melupakan seorang vano arga alfreza di dalam hati lo! Mencoba untuk menjauh itu lebih baik bukan? lagian yang deket dengan dia bukan gue aja kali" ucap jelita dengan sendirian nya yang sedang menatap awan2 sana yang mulai gelap.

"Jelitaaaaa" teriak manda

"Apasih" ucap jelita

"Gue tidur sama lo ya, kamar lo mna? Gue capek banget nih" ucap manda

"Ini kuncinya lo naik ke atas belok kanan terus aja, kamar gue pas di tengah dekat taman atas" jelas jelita

"Ok thank you"

**
"Vannn2 lo blm critain ke gue knpa jelita d lu nya cupu gitu" ucap bima mengingatkan vano yang masih saja berada di taman belakang.

"Lo mau tau?"

"Iyh la bego" ngegas bima

"Lo tanyak aj sama pcr lo, dia tau semua karena vando sudah ngasih tau" jelas vano

"Ga jelas anying" ucap bima

Bima ingin meninggalkan vano lalu di cegah oleh vano.

"Gue jahat ya sama jelita?" ucap vano

"Maksud lo? Gue ga ngerti deh" ucap bima yang menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal

"Bodok ahh, mood gue buruk!" ucap vano

"Coba lo jelasin van, gue mohon" ngemis bima

"Jelita nyindir gue" ucap vano

"Nyindir gmna?" tanya bima

Lalu vano menceritakan apa yang di katakan jelita kepada bima.

_______

_______

_______

_______

"Lo salah besar van" ucap bima

"Salah gue?" tanya vano dgn kepolosan nya

"Sebenarnya lo suka ga sama jelita?" tanya bima

"Ya gue suka gue suka" ucap vano dgn enteng

"Trus knpa lo ga nembak dia vanooo!" frustasi bima

"Ntr dia mati" polos vano

"Anjer! Lo mau gue tonjok!" emosi bima

Vano hanya terdiam.

"Gini van, sebenarnya lo masih suka ga sama sih darah?"tanya bima dengan suara yg lembut

"Masih" singkat vano

"Kenapa lo ngedeketin jelita kalo lo aj msih punya rasa sama org lain" ucap bima

"Gu...gue" gugup vano

"Lo jdi laki2 brengsek ya! Lo salah besar van, lo ga punya hati sama sekali. Lo tega buat jelita nungguin lo? Padahal di hati lo itu cuma ada buat darah bukan buat dia!" ngegas bima

"Gue ga bermaksud ngedeketin jelita bim, semenjak ada berita kalo darah masih hidup gue akan selalu cari dia di mna pun keberadaan dia" ucap vano

"Niat lo ngedeketin jelita ap?" tanya bima

"Gue hanya berniat membantu dia" ucap vano

"Lo gapunya rasa sayang ke dia?"

"Ada tapi sedikit, sedangkan rasa sayang gue ke darah msih tetap utuh" jujur vano

Bima merasa emosi nya sedang naik, jika yang di depan nya ini bukan sahabat nya pasti vano saat ini sudah berada di rumah sakit.

"Gatau gue sama jalan pikir lo. Lo laki2 yang sama sekali ga bertanggung jawab van!" ucap bima yang langsung pergi meninggalkan vano sendirian di taman.










🌻🌻🌻

NEXT ON-_
MAAF CUMA SEDIKIT:(

Anak DESA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang