Part 42.

279 12 0
                                    

Dengan cepat jelita memasuki ruangan rafael.

"Bangun raf..." panggil jelita secara lembut.

Rafael mulai membuka matanya.

"Gue mau ngomong ke lo."

"Iya? Ngomong apa raf? Tapi lo itu butuh istirahat."

"Bentar aja jel."

Jelita menganggukkan kepalanya dan menunggu rafael ngomong sesuatu kepadanya.

"Sebenarnya...."

"Sebenarnya apa raf?" jelita menyentuh tangan rafael.

"Gue yang udah bunuh ibu lo jel, maafin gue."

Jelita syok, ia melepaskan sentuhannya dari tangan rafael.

"Maafin gue jel..."

"Lo bohong kan? Pasti lo bercanda."

"Gue minta maaf jel, gue minta maaf."

"Kok bisa lo setega itu raffffff! Lo, lo manusia jahat lo iblis! GUE BENCI LO!!! GUE BENCI LO!!" jelita sangat emosi sehingga ia memukuli rafael yg saat ini sedang sakit. Dengan tak berdaya jelita berlari keluar ruangan.

"Loh loh jelll, rafael baik-baik aja kan? Lo mau ke manaaaa." teriak manda.

Dengan tidak sabar vano masuk ke ruangan rafael untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa dengan jelita? Lo apakan dia?"

"Maafin gue, mungkin lo juga harus tau semuanya. Sebenarnya kematian ibunya jelita itu bukanlah murni dari penyakitnya tapi gue lah yang udah bunuh dia. Gue orang yang jahat van gue orang jahat, gue harap lo bisa kejar jelita. Jelita sangat terluka, jangan lupa lo panggil polisi. Gue akan mempertanggungjawabkan semuanya." luluh hati rafael, saat ini ia sangat menyesal akan tindakannya.

"Jangan coba-coba kabur dari sini lo! Sempat lo kabur, lo habis di tangan gue!" bentak vano.

Vano mengambil ponsel untuk mengabari Reno dan Dono.

"Ke RS Sekarang! Gue mau lo sama dono jagain rafael. Jangan sampai dia kabur."

"-_-"

"Buruan!"

"Gue gak akan kabur dari sini, lo kejar aja jelita."

"Modus lo, walaupun bagaimanapun lo itu penjahat. Gak usah sok baik!"

"Oke oke, terserah lo deh."

Reno dan dono masuk.

"Lo pergi aja, biar gue sama dono yang jagain nih anak."

Vano mengangguk dan langsung pergi cari jelita.

________________

"Jellllll, lo dimanaaaa," teriak vano.

"Gue tau dimana jelita." tebaknya.

Saat ini vano mengendarai motornya untuk segera pergi ke desa. Ia rasa jelita ada disana.

**
Vano memasuki rumah jelita, dan ternyata tidak ada satu pun orang disana. Vano mulai putus asa.

"Nak..."

"Astagfirullah, maaf tan. Saya sedikit kaget tadi."

Anak DESA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang