❄️CHAPTER EMPAT❄️

658 44 2
                                    

Erghhhh....

Erangan gadis itu yang tampak sadar dari mimpi indahnya. Gadi berpakaian merah itu pun mengucek mata sambil merenggangkan ototnya. Dia melihat jam yang terteger manis di sana, ternyata sudah jam lima.

"Tumben gue bangun jam segini mimpi apa?"guman gadis itu pada dirinya yang tak lain adalah Zahrah.

"Yaudah mandi aja deh dari pada tidur lagi nantik keburu tambah telah"lanjutnya kemudian ia pun menuju ke kamar mandi dengan handuk birunya yang Zahra sampirkan pada bahunya.

Setelah tiga puluh menit Zahra menyelesaikan ritual mandinya diapun telah siap dengan baju sekolah yang di pakainya, gadis itu pun memoleskan make up tipisnya merasa lengkap, Zahra melangkah menuju meja belajarnya dan mengambil tasnya, setelah itu Zahra pun membuka pintu untuk menuju ruang bawah. Belum sempat dia melangkah pintu terbuka dengan lebar dengan suara teriakan yang menggelegar di kamar Zahra, siapa lagi jika bukan Abang laknatnya itu.

"ZAHRA KEBO BANGUN LO"ucap orang itu tak lain adalah abangnya Devon. Devon pun kicep karena Zahra telah bangun dengan bersedekap tangan di bawah dadanya.

"Apa?"tanya Zahra dengan posisi badan yang ia sandarkan pada pintu.

"Tumben Lo bangun biasanya sulit tuh suruh bangun"ucap bang Devon terkejut melihat adeknya yang kebonya minta ampun sekarang bangun tepat waktu, hak yang patut dipertanyakan.

"Bangun pagi salah, gak bangun pagi tambah salah emang gue salah mulu"ucap Zahra dramatis sambil mengusap dadanya.

"Aelah...lebayyyy loooo"ucap Devon.

"Oo iya gue lupa deh bang kayaknya ada yang belum selesai deh tadi malem apa ya lupa guee?"tanya Zahra pura-pura pada abangnya sambil berpura-pura berfikir, sedangkan Devon menelan ludahnya susah payah dengan hati-hati  Devon pun keluar kamar Zahra sebelum si macan betina berteriak. Dan dugaannya benar baru tiga langkah Zahra berteriak membuat Devon langsng berlari.

"JANGAN LARI LO PENGECUT DASAR ABANG LAKNAT lOO OIII DEVON Si MILIKITIL"ucap zahra menggelegar di rumahnya sehingga membuat momynya yang tadinya sedang memasak menghampiri anaknya yang sedang berteriak takut terjadi apa-apa yang tidak inginkan.

"Kamu tuhh ya kalau gak teriak sehari aja tuh mulut gak bisa ya. Mommy pikir ada apa dasar ya, sudah sana ke meja makan terus makan dan berangkat sekolah jangan teriak-teriak masih pagi ganggu tetangga aja"omel mommy Zahra.

"Iya mom iya nih juga mau ke bawah"ucap Zahra kemudian melenggang pergi dari hadapan mommynya menuju ke meja makan sesampai di sana Zahra pun berteriak histeris melihat makanan favoritnya terdapat disana.

"AAAA... PUNCAKE COKLAT KEJU"teriak Zahra histeris, sedangkan daddynya yang sedang sarapan merasa terganggu akibat teriakan anak bungsunya itu.

"Udah mommy bilang barusan jangan teriak-teriak ehh ini malah teriak lagi kamu ya bikin pusing aja"ucap mommy Zahra sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anaknya.

"Hehehehe...habisnya sih mom ada makanan kesukaan Zahra mommy baik dehhh aaa sayang dehhh"ucap Zahra sambil memeluk momynya erat sesekali dia mencium pipi mommynya yang di balas pelukan hangat oleh mommynya.

"Iya dong sekali-kali buat"ucap momynya Zahra sambil mengusap rambut anaknya

"Aelah gak anak gak mommynya sama-sama gak merhatiin yang lain berasa dunia milik berdua gak tau apa disini juga pengen di peluk"sindir Daddy Zahra.

"Sekali-kali lah dad"jawab Zahra yang di setujui oleh mommynya dengan anggukan

"Aelah..baru aja turun udah lihat taletubis pelukan"sindir bang Devon melihat adeknya dan mommynya tidak melepas pelukannya.

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang