Sudah empat hari hubungan mereka terjalani, tidak ada masalah. Rendi yang mulai menghangat dan posesive sekali terhadap zahra.Rendi yang semakin posesive membuat Zahra menghela nafas. Kini pasangan remaja itu berada di sebuah pasar malam.
Banyak orang berlalu lalang disana,begitupun dengen Rendi dan Zahra mereka hanya mengelilingi pasar malam.
"Kita mau kemana?" Tanya Rendi lembut karena ia sedari tadi hanya mengelilingi tempat ini.
"Aku mau naik bianglala boleh ya" ekspresi rendi langsung berubah datar.
"Gak" Zahra merasa kecewa mendapat jawaban dari Rendi.
"Emangnya kenapa sih?"
"Aku takut kamu pusing sayang"
"Ngak kok janji, yayaya boleh?" Zahra memasang pipi eyesnya yang dapat membuat orang yang melihatnya gemas sendiri.
"Yaudah ayok" Zahra senang ia pun menarik tangan Rendi menuju antrian bianglala.
Setelah membeli tiket mereka pun menaiki bianglala. Dan bianglala itu pun bergerak naik reflek membuat Zahra kaget.
Teryata pemikirannya salah ia takut akan ketinggian. Zahra pun memeluk lengan Rendi.
"Kenapa hm?pusing?" Tanya Rendi.
"Sedikit sih aku takut tinggi ren" Zahra menutup matanya membuat Rendi tak tega ia pun membelai kepala Zahra lembut.
"Mangkanya kalau di kasih tau jangan ngenyel ginikan jadinya,yaudah jangan takut aku disini" Rendi ia memeluk Zahra dari samping.
Berselang lama bianglala itupun berhenti membuat Zahra bernafas lega ia pun turun yang di bantu oleh kekasihnya,Rendi.
"Gimana masih pusing?" Zahra hanya mengangguk kepalanya karena ia sedikit pusing di kepalanya.
"Yaudah kamu duduk dulu aku mau beli minum" Rendi pun melangkah meninggalkan zahra. Tak butuh waktu lama Rendi datang dengan membawa dua botol air minum yang satu dingin dan yang satu tidak.
Rendi pun menyodorkan air biasa pada zahra, sedangkan Zahra ia cemberut karena diberi air yang biasa.
"Kenapa?"
"Ishhh aku pengen yang dingin Rendi" Rendi memutar bola matanya malas.
"Gak beh kamu itu pusing gak boleh minum air dingin" ucap Rendi dingin membuat nyali zahra menciut,mau tak mau Zahra pun mengambil air yang disodorkan Rendi dan meneguknya tinggal setengah.
"Kita mau kemana?" Zahara mengedarkan pandangannya dan jatuh pada mainan yang terdapat boneka boneka bergelantungan disana.
Dengan antusias Zahra menunjuk kerumunan itu, Rendi mengikuti arah yang ditunjuk Zahra. Sebuah permainan yang mendapatkan boneka.
Mereka pun menuju ke stand bermain disana. Rendi membayar dan memainkan permainan itu.
Sudah dua bola masuk ke gelas tinggal satu lagi dan mereka bebas memilih boneka mana saja. Dan happy bola ketiga meleset membuat Zahra terus menyoraki Rendi.
Dengan gesit Rendi berdoa agar bola terakhir masuk karena ia ingin membahagiakan kekasihnya.
Dan happp..
Tepat sasaran Zahra meloncat loncat kegirangan reflek ia pun memeluk Rendi membuat Rendi terkejut kemudian ia pun membalas pelukan hangat zahra.
Zahra pun melepas pelukan dari Rendi.
"Makasih ya kamu emang cowok terbaik deh setelah Daddy dan Abang aku" Rendi mencubit pipi Rendi membuat Zahra mengasuh kesakitan.
"Aduhhh..sa..kit..Rendi..auu" rintih Zahra membuat Rendi tertawa, Rendi pun melepaskan cubitannya dan merumahkan menjadi elusan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]
CasualeMasih tahap revisi ya teman", jadi kalau ada salah tulis komentar ya biar cepet di perbaiki sama aku. Thnksss, happy reading!! ~~~ Dia dingin, sangat tidak tersentuh. Apa iya pria itu dilahirkan dikutub sehingga memiliki sikap dingin seperti beruang...