❄️ CHAPTER EMPAT BELAS❄️

340 29 0
                                    


Pria dengan baju seragam perpaduan putih dan abu-abu itu telah siap dengan kewajibannya terdapat logo disana yang sudah menjadi ciri khas baju tersebut. Rendi telah siap dengan pakaiannya dan tas yang disampirkan di lengan kanannya begitupun dasi yang tak pernah melekat di lehernya.

Ia turun dan langsung menuju ke bawah untuk sarapan pagi. Tak banyak yang di bicarakan oleh keluarga Rendi hanya mereka menanyakan gimana Rendi di sekolah dan lainnya.

Rendi pun bergegas untuk berangkat sekolah karena hari ini hari Jum'at dimana semua siswa harus mengikuti kegiatan Jum'at bersih atau kegiatan membersihkan area sekolah terutama area kelas masing masing-masing.


S

etelah dua puluh menitan ia menempuh ke sekolah akhirnya ia telah sampai di sekolah. Rendi mengambil tasnya yang berada di bagian penumpang mobil memang hari ini ia membawa mobil karena cuaca yang sedikit mendung. Ia keluar dari mobilnya dengan gaya biasa coolnya. Ia sering disebut pria paket lengkap karena ia memiliki semuanya hanya satu yang tidak Rendi miliki ia tidak menjabat sebagai ketua osis karena menurutnya nanti waktunya akan banyak digunakan oleh rapat rapat OSIS.

Saat rendi berjalan menuju kelasnya ia sempat berpapasan dengan wanita yang selalu berada dipikirannya. Wanita itu berjalan sekali kali bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang didengarnya hingga wanita itu tidak merasa bahwa ada yang menatapnya. Rendi tak ambil pusing ia pun melanjutkan langkahnya yang tertunda.


****

Bel masuk sekolah telah berbunyi sebagian murid kelas mipa4 membawa alat alat kebersihan keluar kelas untuk membersihkan area luar kelas sebagian dari mereka berada di dalam untuk melakukan hal yang sama. Mereka semua berbagi tugas ada yang menyapu, mengepel, mengelap kaca, dan membersihkan kotoran yang berada di atas. Bagian wanita membersihkan lantai dan mengelap kaca sedangkan bagian prianya membersihkan bagian yang tinggi

Zahra menyomprotkan pembersih kaca pada kaca kemudian ia pun mengelapnya dengan kanibo yang ia pegang. Sedangkan kedua sahabatnya mereka menyapu dan mengepel lantai. Zahra yang asik membersihkan kaca tidak menyadari bahwa kursi yang ia naikin tidak seimbang alhasil kursi tersebut miring dan membuat tubuh Zahra jatuh tapi belum sempat ia jatuh sebuah tangan kekar menahan tubuhnya.

"Aaaa" semua orang menatap Zahra yang jatuh dengan mata terpejam

"Kok gak sakit ya?" Zahra pun membuka matanya karena ia tidak merasakan sakit di badannya. Betapa terkejutnya dia jika seorang pria berparas tampan menahan tubuhnya dengan melingkarkan tangannya di pinggang ramping zahra.

Mereka saling tatap menatap satu sama lain. Mereka tidak sadar jika mereka menjadi bahan tontonan disana banyak wanita yang menginginkan dirinya berada di posisi Zahra dan adapun yang iri akan hal itu. Sibuk bertatapan hingga mereka sadar dengan suara orang yang sibuk saling berkontak mata.

"Ekhmmm sibuk amat sih gak sadar apa kalau banyak yang ngeliatin" alhasil Zahra pun reflek bangun dari pangkuan Rendi

"Ehhh sorry kak" Rendi pun hanya menganggukkan kepalanya

"Keasikan sih tatapan matanya hingga gak sadar apa mereka ada dimana" Zahra pun melirik tajam pada alvi yang sedang menyindirnya

"Ishh apasih kalian, ngaco deh kak Rendi tuh nolongin gue yang mau jatuh tuh dari kursi itu" sedangkan kedua sahabatnya Zahra dengan Rendi dkk hanya ketawa mendengar respon zahra dengan mulut yang di monyong monyongkan kecuali Rendi.

"Aelah ngeles Lo dek seneng tuh pasti dibantuin sama pangeran ganteng"

"Iya tuh ngeles aja Lo ra"

"Mana ada yang namanya cewek ngaku mereka kan gengsian"

"Emangnya kita kayak Lo yang asal ceplas ceplos kalau ngomong, perempuan itu bukan gengsi tapi cuman jaga etika aja"

"Iya ini dah biar kelar"

"Gimana nih acara tatap tatapnya sama babang rendi seneng gak"

"Kasihan tuhh zahra kita udah rayu dia, lihat tuh pipi Zahra udah kayak kepiting rebus bhaaaa" Zahra menahan malu dengan celoteh yang di dengarnya dari teman dan kakak kelasnya itu sedangkan mereka semua tertawa keras kecuali zahra

"Auahhh gak asikk mah kalian" Zahra pun meninggalkan teman temannya, ia tidak pikir bahwa sekarang masih belum istirahat tohh free kan :v.

"Gara gara kalian nih kak Zahra ngambek kan, kalian sih rayu dia segala"

"Yaelah kayak Lo aja gak ngerayu dia juga" kedua sahabatnya zahra pun hanya cengengesan

"Yaudah sono samperin Adek gue, gue sama teman gue mau ke ruang guru dulu mau ngambil perlengkapan kebersihan disuruh sama Bu nur berabe nantik kalau gak di ambil" kedua sahabatnya Zahra pun hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka pun melenggang pergi dari hadapan Kakak kelasnya itu.

"Yaudah yok" Rendi dkk pun menuju ke ruang guru untuk mengambil apa yang di suruh oleh Bu nur. Meskipun guru tersebut bernama nur tapi tidak seperti yang kalian pikirkan biasanya nur itu cahaya dan pasti baik kan. tapi, tidak dengan guru yang satu ini ia memiliki aura yang menakutkan bagi murid muridnya.

"Giman ren acara tatap matanya tadi sama Adek gue nih?" Goda Devon pada Rendi. Memang rendi dan Devon tidak satu kelas tetapi Devon mengikuti Rendi yang ingin ke ruang guru. Ia tidak memikirkan jika wali kelasnya marah tohh dia akan balik lagi kan?

"Iya nih lumayan lah natap mata cantik Zahra"

"Bener tuh gimana ren?"

"Biasa" Rendi pun meninggal temannya terlebih dahulu setelah berkata datar pada temannya.

"Aelah biasa tuh anak yaudah yok susul" mereka pun langsung menyusul Rendi yang hampir sampai di ruang guru hanya beberapa langkah lagi.

Dilain tempat seorang gadis sedang berteduh di bawah pohon dan menduduki kursi yang terdapat dibawahnya. Ia menatap hamparan bunga dan kolam ikan disana. Begitu indah pada taman ini yang memang terdapat bunga yang bermacam jenis dan warna yang membuat kesan dan indah. Terdapat kolam lumayan besar dengan lengkungan jalan di atasnya. Ketenangan gadis tersebut terusik karena datangnya kedua sahabat pengacaunya ini.

"Raa.." Zahra pun mengalihkan pandangannya dari orang yang sedang memanggilnya terdapat disana Ais dan Alvi yang menghampirinya

"Apa?" Kedua sahabatnya pun duduk di samping Zahra yang kosong

"Ngambek nih ceritanya sorry lah kita kan gak maksud" Zahra pun hanya tersenyum melihat ekspresi sahabatnya itu.

"Gak kok gue gak ngambek buat apa gue cuman malu aja di godaiin terus sama kalian malu atuh tapi ada rasa senangnya juga sih" kedua sahabatnya pun mengikuti zahra yang sedang tertawa

"Kirain Lo ngambek"

"Ngak lah yaudah yok kantin laper nih gue bel istirahat udah bunyi juga kan dari lima menit yang lalu" Ais dan Alvi hanya menganggukkan kepalanya mereka pun menuju kantin untuk mengikuti perutnya yang keroncongan meminta jatah makanan.

Next? Or next?

Sampek sini dulu ya. Next chapter selanjutnya

Sorry ya soalnya selalu gantung ceritanya biar lebih asik aja sih hehehe.

Jangan lupa vote and komennya ya tekan bintang 🌟 di bawah


❣️See youu❣️

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang