❄CHAPTER TUGA PULUH TUJUH❄

268 12 1
                                    


Jadi disini aku dapet komen gitu dari temen aku, katanya cerita the melting snow lanjutin aja jangan sampek kek gitu. Jadi, disini aku akan melanjutkan ceritanya dan akan melaksanakan tahap revisinya ya teman", so selamat membaca⛄.




~~~~

Kini sudah satu Minggu pernikahan mereka terjalani, tidak ada masalah besar yang menimpa keluarga baru itu hanya saja masalah kecil yang bisa mereka selesaikan dengan kepala dingin.

Kini Zahra tengah melaksanakan kewajibannya yaitu menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya. Ia begitu lincah dalam menyiapkan sarapan hari ini, kini Zahra membuat nasi goreng untuk dia dan suaminya.

Tidak ada pembantu disini, hanya tinggal mereka berdua yang menempati rumah sebesar ini. Mereka berdua hanya berencana saja akan mencari pembantu membuat Zahra mendengus karena itu hanya sebuah rencana saja.

Kini Zahra meletakkan nasi gorengnya diatas meja makan yang sudah tersedia piring dan peralatan lainnya, merasa sudah selesai ia pun berniat membangunkan suaminya yang tak kunjung bangun.

"Kebiasaan deh kak Rendi minta dibangunin terus, dasar bayi besar" dumel Zahra sambil menaiki tangga.

Setelah sampah di kamarnya, ia hanya geleng geleng ternyata suaminya tengah berada didalam bawah sadar. Zahra terkekeh geli melihat wajah suaminya yang tampak sangat menenangkan.

"Kak bangun udah pagi loh gak mau kerja apa ya?" Ucap Zahra sambil menggoyangkan tubuh Rendi.

"Kakk heyyy bangun udah pagi loh kak" kini Zahra membangunkan suaminya dengan menepuk nepuk pipinya pelan, ternyata berhasil kini Rendi tengah mengerjap ngerjapkan matanya.

Zahra membulatkan matanya melihat Rendi dengan tampang watadosnya mencium bibirnya sekilas.

"Morning kiss" ucapnya serak membuat Zahra memukul bahunya pelan.

"Kebiasaan deh main nyosor aja" Zahra mengerucutkan bibirnya membuat Rendi terkekeh kemudian Rendi mengacak rambut Zahra.

"Aelah gapapa lah kan udah sah" ucapnya membuat Zahra menghela nafas kecil.

"Yaudah yuk kebawah, kakak mau sarapan atau mandi dulu?"

"Mandi aja dulu"

"Ohhh yaudah aku tunggu di bawah dulu" Zahra yang hendak bangun pun terhenti dengan wajah yang memerah akibat ucapan Rendi yang tidak pernah di saring.

"Mandiin dong" ucap Rendi dengan nada menggoda membuat Zahra malu bisa bisanya ya suaminya masih pagi udah menggodanya saja.

"Ihhh kebiasaan deh kakak kalau ngomong gak pernah disaring" dumel Zahra.

"Emang harus di saring pakek apa?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Rendi membuat Zahra semakin kesal dibuatnya.

"Disaring tuh sama saringan santan biar enak" ucapnya ngawur membuat Rendi terkekeh geli, memangnya bisa ya saringan santan menyaring ucapannya?.

"Ohhh kalau aku minta disaring pakek mulut kamu boleh dong" Rendi kini kembali menggoda Zahra membuat kedua pipi Zahra kembali bersemu merah, ternyata satu pekerjaan Rendi bertambah yaitu menggoda istrinya.

"Auahhh kesel deh sana mandi keburu telat" Zahra langsung meninggalkan kamarnya membuat tawa ringannya Rendi pecah ternyata istrinya mudah blusshing.

"Gak nyangka aja gue, dulu aja gue kek es ehhh sekarang malah kek pelawak aja"

~~~~

Kini kedua suami istri itu pun tengah menyantap makanannya dengan tenang, karena sebuah peraturan dari Rendi jika makan harus diam tidak boleh berbicara.

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang