Happy reading 😉Hembusan angin menerpa wajah Zahra dengan rambut yang yang tergerai membuat ia menikmati angin yang menerpanya.
Sedangkan pria yang berada disampingnya hanya menatapnya dari samping tanpa mengalihkan pandangannya.
Zahra yang menikmati angin itu pun menatap ke arah samping karena sedari tadi cowok itu hanya diam.
"Kenapa kak?" Tanya Zahra yang karena Rendi yang menatapnya
"Kamu cantik"
"Emang kamu baru tahu" ujar zahra membuat Rendi tersenyum kemudian ia pun mengacak rambut Zahra.
"Ihhh krbesiaaan deh ngacak rambut orang terus"
"Iya iya sini tak rapiin" Rendi pun mendekati Zahra membuat Zahra menahan nafasnya karena Rendi yang sangat dekat dengannya hanya jarak lima cm saja.
"Cieee blussing tuh" goda Rendi membuat Zahra menundukkan kepalanya.
"Kebiasaan deh" sindir zahra.
Rendi yang sudah merapikan rambut Zahra pun, mengangkat kepala zahra membuat mereka saling tatap.
"Kamu sayang kan sama aku?" Tanya rendi.
"Iya kak aku sayang sama kakak, kenapa kok nanyak gitu?" Rendi hanya menggelengkan kepalanya.
Mereka pun duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Kak, ujian nasionalnya kakak hampir kan ya?"
"Iya tinggal dua hari aja"
"Jadi Senin ini dong, Semangat kak" ujar Shara membuat Rendi sekali lagi mengacak rambutnya.
"Makasih sayang"
Jantung gue kenapa ya?apa gue punya penyakit riwayat jantung?,batin Zahra sambil membalas senyuman Rendi.
Tapi lamunan cowok di depannya buyar, ia takut setelah ia menaruh hati sedalam dalamnya pada cowok di depannya itu akan meninggalkannya.
"Kak janji ya jangan tinggalin aku, kakak tetap sama aku ya?" Zahra melihat senyum Rendi yang memudar sambil mengalihkan tatapannya itu.
"Kak ren?" Panggil Zahra karena ia tidak mendapatkan respon dari Rendi.
Disisi lain gue gak mau ninggalin Lo sendiri disini, tapi gue udah terlanjur akan pergi sorry, Batin rendi.
Zahra pun merasakan sesak dan ia pun memudarkan senyumnya karena Rendi yang hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan.
Positif thinking Zahra, guman Zahra sambil menampilkan senyum palsunya.
Zahra menghembuskan nafasnya perlahan menyesuaikan angin yang sedari tadi menerpa kulit wajah dan rambutnya.
"Kita kesana yuk?" Ajak Rendi mengalihkan pembicaraan agar Zahra tidak menanyakannya lebih lanjut.
Zahra tersenyum, ia yakin Rendi pasti menyembunyikan sesuatu padanya. Tapi ia harus sabar, ia yakin Rendi hanya tidak siap mengatakannya padanya.
"Yaudah yuk kak"Zahra pun berdiri dan menerima uluran tangan Rendi, mereka pun berjalan bersama dengan tangan yang saling mengait satu sama lain.
Rendi menatap Zahra dari samping dengan pikirnya kacau, bukan ia tak mau mengatakan atas kepergiannya namun ia hanya tidak siap saja.
Ia hanya ingin membahagiakan kekasihnya itu dengan waktu yang ada, karena ia tak mau melihat kekasihnya sedih dan murung.
"Sorry gue udah bohongin Lo" guman Rendi dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]
RandomMasih tahap revisi ya teman", jadi kalau ada salah tulis komentar ya biar cepet di perbaiki sama aku. Thnksss, happy reading!! ~~~ Dia dingin, sangat tidak tersentuh. Apa iya pria itu dilahirkan dikutub sehingga memiliki sikap dingin seperti beruang...