❄️ CHAPTER DUA PULUH DELAPAN❄️

258 25 4
                                    


Happy reading 😉

-"-"-"-"

Jangan lupa budayakan vote and komennya ya guys:).

!!!!
!!!!
!!!!


****

Sudah 3 minggu Zahra terlelap, ia enggan membuka kelopak matanya. Semua orang termasuk keluarga dan sahabatnya pun tak henti hentinya berdoa demi kesembuhan Zahra.

"Zahra lama ya gak bangun" guman Ais sambil menatap Zahra yang hanya diam membisu.

"Ra bangun dong. Lo gak mau marahin gue ya tadi pagi gue makan makanan pedes banget gitu, biasanya Lo marah kalau tau, tapi sekarang ngak. Bangun dong ra marahin gue" lirih Alvi dengan air mata yang keluar dari sudut matanya.

"Iya ra tadi Alvi tuh ya makan makanan pedesnya banyak lagi, apalagi dia tadi pagi gak sarapan dia batu kalau gue yang marahin kalau Lo yang marahin dia kan ngikut. Bangun dong ayoo marahin Alvi sama gue, gue kangen sama Lo ra" sambung Ais.

Semua orang menatap iba ke arah dua insan tersebut. Mereka sebenarnya sama halnya dengan mereka namun mereka menyembunyikan.

"Ehhh Lo tau gak Ra gue udah punya pacar loh dia cantik tapi masih cantikan Lo kok, Lo gak mau marah gitu sama gue? Biasanya Lo kan kalau gue punya pacar tapi gak kasih tau sama Lo, Lo bakal ngamuk sama gue bangun dong disini semua orang nunggu Lo" ujar Devon sambil mengusap lengan adiknya itu

"Ohh iya Ra Lo tau gak sama keadaan pacar Lo itu? Dia tuh tambah dingin pakek banget dia sekarang mudah marah karena Lo tinggal masak sih Lo gitu kasihan si kutub tinggal sendiri" ujar verrel yang dibalas lirikan tajam oleh Rendi.

"Bener tuh Ra kata verrel Rendi tuhhh makin dingin bangun dong ubah dinginnya Rendi" sambung Reyhan.

"Udah udah biarin zahra istirahat dulu, om sama Tante mau ke kantin rumah sakit dulu mau makan. Kalian mau makan?" Ujar Risa mommy zahra.

"Gak te kita udah makan kok barusan" tolak Reyhan sopan yang di ikuti oleh lainnya dengan anggukan.

"Yaudah Tante duluan ya tolong jagain Zahra dulu ya" Risa dan Pratama pun meninggalkan ruang inap Zahra dan menuju ke kantin rumah sakit.

Kesunyian tinggal disana, semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Semua menatap iba pada Zahra.

"Tinggalin gue sendiri" ujar Rendi dingin dan datar tanpa mangalihkan pandangannya pada Zahra.

Semua pun hanya pasrah dan mengikuti ucapan Rendi. Mereka tau Rendi hanya butuh waktu untuk semua ini.

Setelah semua pergi tanpa mereka sadari Rendi menitihkan air matanya yang tak pernah ia titihkan.

"Kapan kamu sadar? Aku kangen disini banyak yang sayang sama kamu sayang bangun dong" lirih Rendi sambil mengecup tangan Zahra. Ia memejamkan matanya menikmati kecupan lembut itu.

***

Dilain tempat seorang gadis berdiam diri sendiri tidak ada seorang pun yang menemaninya.

Saat ia menikmati kesunyian sendiri,hingga suara perempuan tua yang sangat sangat ia kenali memanggilnya.

"Zahra?" Sapa wanita tua itu, Zahra yang merasa di panggil pun menoleh dan langsung menghamburkan ke perlakuan sang wanita tua itu.

"Oma Zahra kangen" lirih Zahra dengan tangan yang sudah memeluk pinggang Omanya erat.

"Kamu kenapa bisa disini sayang?" Tanya oma Zahra melihat cucunya berada di dunia lain.

"Aku senang disini Oma, disini tenang Zahra gak ngerasain apa itu yang namanya sakit. Sedangkan disana, di dunia sana kejam Oma" jelas Zahra membuat omanya melepaskan pelukannya dan menatap Zahra lekat.

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang