❄ CHAPTER EMPAT PULUH❄

397 8 0
                                    


Jika kamu penyuka madu dan penikmat pelangi, biarkan aku mencintaimu tanpa jeda dan henti.

~~~

Hoekkk... hoekkk

Zahra terus saja mengeluarkan isi perutnya, wajahnya sudah pucat membuat Rendi yang berada di sampingnya khawatir.

Hoekkk... hoekkk..

"Sayang kamu kenapa, masih pusing? Kita kerumah sakit aja ya?" Sudah berapa kali Rendi menawarkan hal itu namun ,tidak digubris oleh Zahra yang memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Masih pusing hmm?" Tanya Rendi sambil memijat kepala Zahra dan disandarkannya pada dadanya sambil membawa Zahra kearah kasur.

Jam sudah menunjukkan jam satu dini, namun mereka terjaga akibat Zahra yang merasa tidak nyaman di daerah perutnya.

"Masih sakit? Kita kedokter ya?" Tawar Rendi sekali lagi, Zahra hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ngak kak, mungkin aku cuman masuk angin aja" balas Zahra dengan kepala yang masih setia berada di dada Rendi.

Rendi tersenyum ia pun membenarkan posisi dirinya dan Zahra agar bisa tidur dengan nyaman, "yaudah sekarang tidur istirahat" Zahra hanya mengangguk,ia semakin menenggelamkan kepalanya pada dada sang suami, membuat Rendi memeluknya semakin erat juga.

~~~~

Pagi sudah datang, matahari menyambut keduanya seakan menggelitik kearah Rendi dan Zahra yang belum bangun.

Rendi yang merasakan silau pada wajahnya pun terbangun, sedangkan Zahra masih berada di dekapnya. Ia mengamati setiap inci wajah Zahra, begitu cantik meski belum mandi.

Cupp.

Satu kecupan ia berikan pada bibir Zahra membuat sang empu menggeliat dan mengedip ngedipkan matanya menyesuaikan cahaya matahari yang menerobos masuk, begitu menggemaskan menurutnya.

"Ishhh ganggu orang tidur aja" gerutu Zahra sambil mengusap matanya.

"Morning kiss" Rendi sekali lagi mengecup bibir Zahra membuat Zahra melototkan matanya. Orang belum sadar aja udah main nyosor.

"Gimana masih sakit? Apa perlu periksa ke dokter aja?" Tanya Rendi sambil mengusap rambut Zahra.

Zahra ia hanya melihat Rendi tanpa kedip, ia ingin memberitahukan pada suaminya itu. Menurutnya hari ini sudah pantas untuk ia bongkar.

"Heyyy aku nanyak malah bengong" Zahra pun menggelengkan kepalanya agar ia segera sadar dari lamunannya.

"Kenapa pusing kok geleng geleng? Kita kerumah sakit sekarang aku gak mau kamu kenapa napa" Zahra hanya tersenyum ia mengusap lengannya suaminya itu, membuat Rendi mengerutkan alisnya. Ada apa dengan istrinya?.

"Aku gak papa kok kak, aku boleh minta tolong ambilkan kotak persegi panjang di dalam laci itu?" Rendi mengangguk, ia mengambil apa yang di suruh oleh istrinya tersebut.

"Ini?" Tanya Rendi sambil memperlihatkan kotak persegi panjang bewarna biru pada istrinya, Zahra mengangguk bahwa kotak itu kotak yang ia inginkan.

"Ini apa?" Tanya Rendi bingung pasalnya ia baru melihat kotak ini.

"Emmm coba buka deh kak, tapi jangan kaget ya"

"Emang ini apaan sih sayang?" Zahra tidak menjawab melainkan ia tersenyum kearah suaminya.

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang