❄ CHAPTER TIGA PULUH SEMBILAN❄

227 7 0
                                    

Jika seseorang senang mendapatkan barang berharga, namun beda denganku yang senang karena mendapatkanmu.


*****
Kini adalah hari yang dinanti kan oleh semuanya, hari dimana melespan penat dan keluh kesah. Malam Minggu, malam yang digunakan kedua sosok manusia untuk berdua menonton acara TV.

"Ihhh kok di ubah sih" Zahra cemberut melihat Chanel tv yang tiba-tiba saja di ubah oleh suaminya, Rendi.

Rendi ia tertawa melihat wajah istrinya yang di tekuk, "wajahnya jangan gitu ahh tambah jelek tau" Zahra yang mendengar itupun langsung menolehkan kepalanya sedangkan Rendi ia tertawa renyah.

"Ihhh aku tetep cantik tau meskipun aku gak mandi sekalian" Zahra memberungut kesal melihat suaminya yang mengatainya.

"Bukan jelek tapi..."

"Tapi apa? Tapi kek orgil yang jalan gak jelas diluaran sana" ucap Zahra memotong ucapan Rendi. Rendi hanya terkekeh melihat istrinya yang sedang kesal.

"Orang ngomong aja belum udah main potong aja"

"Yaudah apa?" Tanya Zahra.

Rendi mengusap rambut Zahra yang ia ikat menjadi satu, "kamu itu bukan jelek kalau nampilin wajah kek gitu, tapi wajah kamu imut membuat aku gak ada bosennya liatnya" Zahra yang mendengar ucapan manis itu pun tersipu, segera ia menyimpan wajah memerahnya ke dada bidang Rendi.

Rendi yang melihat istrinya tengah malu hanya tersenyum simpul. Ternyata istrinya masih sama seperti waktu masa remaja, dimana Zahra yang suka salting saat ia goda.

"Giliran digoda aja meluk meluk, coba aku bilang kalau kamu kek orgil kamu udah langsung pukul aku aja"

Bugghh..

"Auuu, cuman barusan aku bilang langsung di pukul aja" Rendi mengusap lengannya yang tadi menjadi sasaran Zahra.

"Ya kamu lah ada ada aja. Masa kamu jelekin istrinya sendiri sih, yang ada tuh biasanya istrinya di goda bukan dijelekin tau" dumel Zahra sambil melipat tangannya di depan dada.

"Yaudah iya aku kan cuman bercanda sayang" Rendi berucap sambil mengusap rambut Zahra dan menyandarkan kepala istrinya pada bahunya.

"Hmm" Zahra hanya membalas suaminya dengan deheman. Ada apa dengan istrinya ini? Mengapa sifatnya sering berubah-ubah? Pikir Rendi di dalam hati.

"Kamu kenapa sih dari tadi berubah terus, marah marah lah sekarang malah nyuekin aku. Kamu marah ya aku katain gitu? Aku kan bercanda sayang"

"DASAR GAK PEKA"Rendi yang mendengar teriakan istrinya itu pun langsung menutup telinganya, bagaimana tidak? Istrinya itu berteriak tepat disampingnya telinganya.

"Astaufirullah yang, di dengerin tetangga gak enak loh dikira aku ngapain kamu. Emang kamu kenapa sih dari tadi berubah terus sifatnya kek bunglon"

Zahra mendelik tajam, "auahhh" Zahra langsung berdiri dan ia melangkah menuju kamarnya meninggalkan Rendi yang menatapnya cengo.

"Lah napa tuh istri gue" Rendi geleng geleng kepala. Ia pun langsung mengikuti istrinya dan membujuknya agar tidak marah dengannya.

The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang