2tahun kemudian.Tristan Valentino, bocah yang kini sudah bisa merangkak sendiri. Gigi yang muncul hanya satu dua saja membuat ia terlihat semakin lucu saja.
"Pesawat datang aaaaa" anak tersebut tertawa mendengar dan melihat tingkah ibunya saat menyuapinya ibu itu, Zahra.
Benar setelah berbulan bulan ia mengandung, akhirnya junior mereka sudah lahir dengan selamat.
Setelah ia menjalani pahitnya kehidupan, sakitnya jiwa dan raga yang tertekan dan kuatnya ia mempertahankan rumah tangganya ternyata membuahkan hasil.
Hasil yang indah dan cerah membuat ia tidak hentinya tersenyum. Nyatanya setelah ia merasakan pahitnya dunia maka ia akan merasakan indahnya dunia.
Anak ini anak yang masih berusia 1 tahun 3 bulan ini masih terlihat lucu lucunya. Anak ini yang membuat ia selalu senang dan membuat senyum manis tercetak di bibirnya.
"Ayah datang"
Lamunan Zahra terganggu akibat suara itu. Rendi kekasihnya sekaligus suami dan ayah dari anaknya.
Tumben sekali suaminya itu cepat pulang? Padahal masih ada waktu sekitar 6 atau 7 jam lagi dia di kantor. Tumben dia pulang?
Rendi kini bekerja di kantor miliknya, ahh tepatnya kantor ayahnya yang kini sudah resmi sepenuhnya menjadi miliknya.
Rendi menghampiri anaknya setelah ia melepaskan sepatunya dan meletakkan tasnya di sofa ruang tamu.
"Tumben pulang cepet?" Tanya Zahra sembari ia mencium tangan Rendi sebagai tanda bakti istri pada suami.
"Kangen kalian aja"
Zahra hanya mengangguk saja mendengar respon dari suaminya itu.
Zahra kembali menyuapkan anaknya itu dengan bubur di genggamannya.
Anaknya ini tidak terlalu aktif hanya saja ia akan memperlihatkan keaktifannya di depan orang orang tertentu.
Zahra tersenyum melihat interaksi antara suami dan anaknya itu. "Udah mas sana kamu mandi dulu kasihan Tristan itu udah mandi, kamu kan lagi keringetan kasihan dia"
Rendi tersenyum ia mencium sekali lagi pipi gembul jagoannya itu. Ia beranjak sebelum itu ia masih mengacak rambut istrinya itu.
"Iya ma"
Blush semburan merah di pipi Zahra terlihat sempurna di kulit bersihnya itu, ia tersipu akan sikap Rendi barusan.
Ya meski Rendi bukan hanya kali ini memanggil dirinya dengan sebutan mama namun ia masih saja malu.
Padahal suaminya itu memanggil dirinya seperti itu hanya agar anaknya menirunya, bukannya ayah yang baik bukan?
Setelah Rendi pergi dari hadapan kedua orang yang sangat ia cintai. Zahra kembali menyuapi bubur pada anaknya dengan telaten.
Tristan ia sibuk dengan mobil mainnya. Ia mundur dan majukan mobil itu seolah olah dia sedang menyetir mobil itu.
Tristan tertawa saat mobil itu yang berjalan sedikit ke depan akibat kaki anak itu yang tanpa sengaja sedikit mendorongnya.
Zahra tersenyum melihat anaknya bahagia ia mengusap kepala anaknya itu.
Tristan yang di perlakukan seperti itu oleh mamanya ia mendongakkan kepalanya. Ia tertawa melihat ibunya tersenyum, gigi kecil yang baru tumbuh sedikit terlihat dan mata yang menyipit akibat ia tertawa.
"Anak mama ganteng" Tristan yang tidak tau maksud yang dibilang mamanya hanya tertawa saja.
Zahra ia meletakkan bubur yang telah habis, anaknya ini memang suka sekali dengan bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]
RandomMasih tahap revisi ya teman", jadi kalau ada salah tulis komentar ya biar cepet di perbaiki sama aku. Thnksss, happy reading!! ~~~ Dia dingin, sangat tidak tersentuh. Apa iya pria itu dilahirkan dikutub sehingga memiliki sikap dingin seperti beruang...