Happy reading 😉
Sudah seminggu yang lalu Zahra sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Semua lukanya pun sudah tidak terlihat dan Zahra kini sudah terlihat seperti hari hari biasanya.
Kini Zahra tengah melihat tubuhnya dari pantulan kaca. Perfect itu kata yang di lontarkan oleh Zahra.
Zahra pun keluar dari kamarnya dengan setelan pakaian sekolah membuat orang disana bingung, baru aja sembuh kok mau sekolah?
"Loh sayang kamu kan harus istirahat dulu, baru seminggu kamu pulang lah ini buat apa pakek seragam sekolah?" Ngoceh Risa mommy Zahra membuat Zahra jengah pagi pagi udah ngomen dasar mommy rempong.
"Zahra mau sekolah lah mom masak Zahra mau jualan pecel" ujar Zahra
"Lah kamu kan baru aja pulang kamu sekarang istirahat gak boleh sekolah kamu belum sembuh total sayang"
"Ihh apa sih mom lebay deh, Zahra bosen disini terus gak ngerjain apa apa lagi mending Zahra sekolah ketemu sama sahabat zahra ya mom ya boleh?" Ujar Zahra melas membuat Risa menghembuskan nafasnya kasar mana bisa ia tidak menuruti ucapan anaknya dengan wajah seperti itu.
"Iya deh iya boleh tapi kamu harus berangkat sama abangnya dan gak boleh jauh jauh sama sahabat kamu juga sama Devon dan rendi gimana?" Ujar Risa membuat Zahra menganggukkan kepalanya dari pada ia di rumah bosan.
"Yaudah kamu sarapan dulu terus berangkat Abang kamu lagi pakek seragam tuh" Zahra pun duduk di kursi sambil menyantap hidangan disana, sedangkan daddynya? Sudah berangkat kantor karena ada miting dadakan.
"Yok dek berangkat" Zahra kaget karena abangnya yang tiba tiba datang dan langsung mengajaknya pergi.
"Yaudah ayok gue udah makan juga kok, yaudah mom aku mau berangkat dulu ya assalamualaikum"ujar Zahra sambil mencium tangan Risa.
"Iya hati hati, Devon kamu Bawak mobilnya hati hati ya" peringat Risa pada anak sulungnya itu.
"Iya mom yaudah yuk berangkat" Devon pun pergi menuju bagasi mobilnya yang diikuti oleh Zahra di belakang.
Di dalam mobil mereka asyik bercerita dimana devon yang bertanya kepada Zahra awal gimana ia dibully dan diperlakukan seperti apa.
Devon yang mendengar penjelasan Zahra pun geram ia mengepal tangannya kuat begitu pun dengan rahangnya yang mengeras tetapi Zahra menanganinya untuk tidak membahas itu.
Setelah lama, perbincangan mereka pun terhenti karena mereka telah tiba di pekarangan sekolah.
"Yaudah bang gue masuk dulu"
"Iya hati hati nantik pulangnya sama Rendi gue mau keluar sama cecan" Zahra pun kaget mendengar penuturan kata dari Devon, cecan? Emangnya udah gak jomblo.
"Lo punya pacar bang?" Devon hanya mengangguk polos membuat zahra kesal.
"Ihhh abang jahat deh gue kok gak di kasih tau kalau udah punya pacar jahat dehh" rengek Zahra sambil memukul lengan Devon pelan.
"Awwww sakit dek ia ia mana gue ceritain Lo kan koma masa gue bicara sama orang yang gak dengerin gue, gila" Zahra hanya cemberut melihat tingkah kakaknya itu.
"Yaudah Lo punya hutang cerita sama gue" ancam Zahra Devon hanya mengangguk pasrah.
Zahra pun melangkahkan kakinya dari hadapan abangnya. Ia berjalan santai sambil dengan bersenandung kecil, pada saat berjalan santai tiba tiba ada yang merangkulnya dari belakang refleks Zahra langsung meninju perut orang yang dengan mudahnya merangkulnya.
Bukkk....
"Auuu" Zahra langsung membalikkan tubuhnya mendengar ringisan orang itu yang tak asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Melting Snow (TMS) [TAHAP REVISI]
RandomMasih tahap revisi ya teman", jadi kalau ada salah tulis komentar ya biar cepet di perbaiki sama aku. Thnksss, happy reading!! ~~~ Dia dingin, sangat tidak tersentuh. Apa iya pria itu dilahirkan dikutub sehingga memiliki sikap dingin seperti beruang...