30. Kamar Terlarang

4.6K 189 6
                                    

BAGIAN I

"Rany ..."

Kedua mataku seketika terbuka lebar seperti ada entakkan keras yang membangunkanku dari lelap. Aku terlonjak bangun, terduduk dan langsung menelisik ke sekitar.

Suara itu ... bukan suara Kak Bram. Terdengar sangat jelas bahwa itu suara seorang wanita. Siapa? Di mana? Kenapa tidak ada siapa-siapa di sini? Hanya ada diriku seorang diri di kamar yang remang-remang karena hanya mengandalkan sebuah lampu tidur di sisi ranjang. Suara itu bahkan mampu memasuki alam bawah sadarku.

Napasku memburu dengan degup jantung yang mulai menggila. Siapa sebenarnya yang memanggilku? Mungkinkah ada wanita lain selain diriku di sini?

Tak lama, aku mendengar suara tangisan, pelan namun masih jelas di telingaku. Suara yang selama berminggu-minggu ini menemani setiap malamku, menjadi nyanyian mengerikan yang selalu berusaha kuabaikan.

Tapi ... ini, kan sudah pagi? Baru dini hari memang, jam baru menunjukkan pukul tiga, padahal biasanya suara itu hanya kudengar saat malam hari, atau ... memang aku saja yang tidak menyadarinya?

Seperti malam yang sudah-sudah aku tak mau ambil pusing, pura-pura tidak peduli saja, karena kupikir begitu lebih baik. Lagipula aku sudah lelah dengan rasa takutku sendiri. Percuma, berteriak macam orang gila hanya akan merepotkan Kak Bram yang tidak tahu apa-apa. Dia selalu bilang tidak pernah mendengar suara apa pun dari kamar itu. Entah dia berbohong atau memang tidak mendengarnya, tapi bisa jadi hanya para wanita saja yang dibayang-bayangi suara itu mengingat dulu pembantu-pembantu Kak Bram pada melarikan diri semuanya.

Aku takut. Tiba-tiba perasaan itu menggayuti diriku sekarang. Dinding keberanian yang berusaha kupertahankan mulai goyah saat suara tangisan itu bercampur dengan tawa melengking. Bulu kudukku meremang, keringat dingin pun bermunculan membasahi sekujur tubuhku. Saking takutnya, aku menarik selimut dengan tangan gemetaran demi mencari perlindungan.

"Rany, aku di sini." Wanita itu kembali menyuarakan tawa yang menakutkan sekaligus terkesan ironi dan ... ada kesedihan di dalamnya. "Aku di sini." Dia kembali terisak.

Bagaimana dia bisa tahu namaku? Dia mulai mengutarakan beberapa kalimat setelah sekian lama hanya isakan pelan menyayat hati yang kudengar.

Ya Tuhan, kenapa suara itu seperti berasal dari luar pintu kamarku? Apakah ada seseorang 'yang lain" di sana?

Dengan perasaan takut, aku meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas dan langsung mencari-cari nomor Kak Bram, lalu segera meneleponnya. Aku takut kalau harus keluar kamar.

"Bram ... angkat, dong, teleponnya!" Sudah beberapa kali aku mencoba menghubungi, tapi yang terdengar hanya nada sambung. Sebenarnya ditaruh di mana ponselnya? Apa mungkin di-silent?

Aku bingung, sekaligus takut yang teramat sangat. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan sementara suara wanita itu terus memanggilku.

Aku memutuskan diam mematung di bawah selimut selama beberapa lama, mungkin hampir satu jam aku terus bertahan dalam posisi ini hingga pada akhirnya suara itu tak terdengar lagi. Meski begitu, jantungku masih berdegup kencang tak karuan, kedua mataku pun berkeliaran pada keseluruhan ruangan memastikan bahwa tak ada apa pun yang mengerikan di sekitarku.

Bolehkah aku menemui Kak Bram sekarang? Logikaku terus saja berkata tidak, tapi ... aku takut, bagaimana kalau tiba-tiba terjadi sesuatu?. Aku tidak mau sendirian di sini. Setelah lama berpikir, aku memutuskan turun dari ranjang, kemudian melangkah pelan, lalu aku mendekatkan telinga pada pintu mencoba memastikan bahwa tak ada suara apa pun yang mencurigakan di luar sana.

Sepertinya ... tidak ada.

Aku membuka pintu kamar, sedikit demi sedikit. Mulai mengintip saat pintu mulai terbuka. Ulala, keberanian tingkat Khayangan! Seumur-umur belum pernah aku dibuat setakut ini, di luar gelap lagi. Sialnya, beberapa jentikan jariku tidak mampu untuk menghidupkan lampu kristal yang sok jual mahal itu. Aku jadi heran, padahal sepertinya Kak Bram mudah sekali melakukannya.

Pembantu Jadi Cinta (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang