1 - This Is Diandra

4.5K 83 0
                                    

Suara gemercik air hujan masih terdengar di gendang telinga Diandra. Udara dingin saat hujan masuk melalui pintu balkon yang dibiarkan terbuka. Diandra Syabina Wiratama, cewek penyuka semua yang berhubungan dengan hujan. Baginya hujan adalah hal yang bisa membuatnya semangat sepanjang hari. Hujan selalu mengajarkan dirinya untuk selalu bangkit dari kegagalan. Karena hujan selalu jatuh ke bumi. Tapi dia tidak pernah menyerah meskipun dia jatuh lagi.

Diandra sibuk membaca buku novelnya sambil tengkurap di atas ranjang. Menikmati alur cerita novel remaja yang dia baca bersamaan dengan gemercik air hujan yang setia menemani sore ini.

Sore ini Diandra sendiri di rumah. Ayahnya, Satya Wiratama sedang bertugas di luar kota. Ia seorang Tentara Nasional Indonesia. Jadi, tak bisa di pungkiri jikalau Diandra jarang bertemu dengan Satya. Begitupun juga ibunya, ibu Diandra cukup sibuk dengan jadwal mengajarnya. Tara Kinar Wiratama, seorang Dosen di salah satu Universitas Negeri di kota tempat tinggal Diandra. Kalaupun Tara tidak ada jam mengajar mata kuliah. Dia harus sibuk dengan kegiatan para istri TNI. Entah itu arisan, bakti sosial ataupun kegiatan positif lainnya.

Kakak Diandra juga sama. Teguh Jalesveva Wiratama. Dia sibuk dengan sekolah militernya. Lihat saja namanya, namanya seperti motto Tentara Angkatan Laut "Jalesveva" yang artinya di laut. Dirinya sekarang menginjak semester 4. Dan sebentar lagi semester 5.

Inilah yang Diandra tidak suka dari keluarganya. Keluarganya selalu sibuk. Memang sih kesibukan yang mereka lakukan dilakukan demi keamanan negara. Profesi Tentara memang profesi yang menarik. Tapi yah begini jadinya. Menjadi keluarga seorang tentara haruslah bisa menahan rindu cukup lama. Apalagi sekarang kakak Diandra mengikuti jejak Ayahnya, terjun didunia kemiliteran.

-

Diandra masih fokus kepada novelnya. Membuatnya tidak sadar kalau hujan sudah berhenti. Dia menengok ke arah pintu balkon. Rintikan air hujan sudah tidak lagi jatuh ke bumi.

Dia menutup novelnya yang sudah diberi batas bacaan. Lalu bangkit dari tengkurap. Melangkah ke arah balkon kamar. Udara dingin sehabis hujan langsung menusuk permukaan kulitnya. Dan seketika itu juga bau tanah khas karena guyuran hujan menyeruak di indra penciumannya. Diandra mencium aroma tanah basah itu kuat kuat. Menikmatinya karena dia suka aroma tanah khas sehabis terguyur hujan. Tak kalah dengan aroma parfum yang dia miliki.

Diandra melirik ke bawah balkon kamar. Rerumputan yang ada di bawah terlihat basah setelah terguyur hujan. Begitu juga kursi taman rumahnya. Kursi itu basah dan ada juga beberapa dedaunan jatuh tertinggal di kursi itu. Suasana ini lah yang Diandra suka. Udara kembali segar setelah terguyur hujan. Melupakan sejenak polusi udara yang selalu mengotorinya.

"Diandra!" panggil seseorang dari balik pintu kamar milik Diandra.

Diandra menoleh ke arah pintu kamar. Menanti tubuh seseorang yang sedari tadi memanggil namanya itu muncul dari balik pintu.

"Kak!" ucap Diandra kala melihat tubuh kakaknya muncul dari balik pintu lengkap dengan seragam sekolahnya.

Terlihat gagah memang kalau kakaknya itu sedang menggunakan seragam sekolahnya. Tapi itu semua bisa jadi kebalikan. Sifatnya yang cuek akan berubah menjadi cengengesan, ngeselin dan usil. Semua bisa terjadi kala Teguh bersama Diandra. Itulah mereka. Terkadang saat Diandra pergi bersama Teguh banyak orang mengira kalau mereka pacaran. Memang seru kalau punya kakak kayak gitu. Saat pergi bersama. Walau enggak punya pacar tapi kan kelihatan pacar. Enggak kelihatan gitu kalau jomlo.

Setelah melihat siapa yang memanggilnya. Diandra langsung kembali melihat pemandangan taman rumahnya setelah hujan dari atas balkon.

Diandra & Satria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang