22 - Jalan Paksa

585 19 0
                                    

"Ikut gue sekarang!" Ucap Satria menarik pergelangan tangan Geofany.

Geofany yang sedang santai bermain ponsel di waktu istirahat tersentak dengan kehadiran Satria yang tiba-tiba menarik tangannya. Bukannya Geofany meracau ataupun menolak. Dia menerima paksaan Satria. Bahkan dia tersenyum kegirangan. Padahal banyak pasang mata yang melihat mereka.

"Kita mau kemana?" Tanya Geofany lembut kepada Satria yang masih menarik tangannya.

"Jangan banyak tanya!" Jawab Satria.

"Oke." balas Geofany tak ada penolakan. Menerima kelakuan Satria kepada Geofany. Geofany terlanjur buta dengan rasa cintanya terhadap Satria.

Satria melepas cengkraman tangannya di tangan Geofany, "Gue mau tanya sama lo." Lanjut Satria berhenti diujung koridor sekolah yang cukup sepi.

Geofany menautkan kedua alisnya bertanya.

"Kemarin lo udah bilang apa aja ke Diandra?" Tanya Satria langsung to the point. Tanpa basa-basi. Sudah muak menatap Geofany.

"Diandra?" Balas Geofany bertanya. Seolah-olah tak tahu siapa Diandra. "Satria kenapa bisa tahu kalau gue habis ngobrol sama Diandra? Pasti ada yang ngasih tau. Enggak mungkin kalau enggak ada yang ngasih tau." Pikir Geofany dalam hati penuh curiga.

"Iya Diandra, lo ngomong apa sama dia?" Tanya Satria lagi.

"Ngomong apa? Aku aja enggak kenal siapa Diandra." Balas Geofany.

"Enggak usah bohong. Gue tahu kalau lo itu kenal sama Diandra." Curiga Satria. Pasti Geofany kenal dengan Diandra.

"Beneran Sat, aku enggak bohong. Masa aku bohong sama kamu." Ucap Geofany kekeh dengan pendiriannya untuk tidak memberi tahu Satria perihal dia dan Diandra.

"Lo enggak usah bohong Ge." Ucap Satria mencengkram tangan Geofany hingga sedikit memerah karena bekas cengkramannya yang keras.

"Beneran aku enggak bohong." ucap Geofany kekeuh.

Satria menatap mata Geofany. Mencoba meneliti dirinya agar bisa bilang jujur kalau memang benar dia sudah kenal Diandra.

"Aku mau masuk kekelas dulu." Ucap Geofany mencoba melepas cengkraman tangan Satria. "Aku ada ulangan habis ini." lanjutnya beralasan untuk menghindar.

"Gue tunggu nanti lo pulang sekolah!" Teriak Satria kepada Geofany yang sudah melangkah pergi.

Geofany mendengar teriakan Satria. Dia berhenti sejenak, dan menoleh kearah Satria yang masih menatapnya. Tapi Geofany cuek. Dia langsung melanjutkan jalannya menuju kelas.

-

"Lo dari mana? Gue tungguin dikantin lo enggak muncul." Omel Odello ketika Satria duduk dibangku sebelahnya.

"Habis nemuin Geofany." ucap Satria dengan nada malas membahas mengenai Geofany. Tapi dia juga tak ingin berbohong kepada Odello. Odello adalah sahabatnya saat SMA ini.

"Ngapain?" Tanya Odello panik. Buat apa Satria menemui Geofany. "Lo balikan lagi sama Geofany?" Lanjut Odello menebak-nebak.

"Ngaco kalau ngomong, gue nemuin dia gara-gara dia udah ngomong aneh sama Diandra. Diandra ngambek lagi sama gue." Jelas Satria.

"Lo udah beneran yakin yang bikin Diandra marah sama lo Geofany?" Tanya Odello memastikan. Takutnya Satria hanya berprasangka kepada Geofany.

"Yakin. Tadi waktu gue tanya Diandra kenapa dianya malah bilang tanya aja sama pacar lo Geofany." Balas Satria sedikit menirukan gaya bicara Diandra tadi pagi.

Odello mengangguk. Dia baru ingat kalau kemarin Geofany juga sempat bertanya tentang Diandra. "Oh iya, gue baru ingat kemarin Geofany tanya ke gue soal lo sama Diandra." balas Odello mengingat kejadian waktu itu.

Diandra & Satria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang