"Di." panggil Satria ditengah mereka menikmati bakso.
Diandra menoleh. Sedikit kaget, jarak wajah mereka cukup dekat. Diandra bisa merasakan hembusan hangat napas milik Satria diwajahnya.
"Gue suka sama lo." Ucap Satria to the point. Tanpa basa-basi. Cukup dengan satu tarikan nafas.
Diandra terkejut dengan penuturan Satria. Apa dia tidak salah dengar. Dalam satu hari dia mendapat ungkapan rasa suka dari 2 orang, Satria dan Devara.
"Gue suka sama lo!" Ulang Satria lagi.
"Lo beneran?" Tanya Diandra mengernyitkan kening.
Satria mengangguk mantap.
"Secepat itu?" Tanya Diandra lagi.
"Emang cepat?" Bingung Satria.
"Kasih gue waktu buat mastiin lo bener-bener suka sama gue. Bukan karena nafsu belaka lo bilang gitu sama gue." Pinta Diandra kepada Satria.
Sebenarnya Diandra nyaman dengan Satria. Tapi dia takut, secara tidak langsung Satria adalah cowok juga keren. Siapa yang tahu kalau Diandra hanya dijadikan pelarian belakang.
Diandra menatap wajah Satria yang ada didekatnya. Wajah yang membuatnya merasa paling beruntung. Wajah teduh yang selalu membuatnya nyaman dan merasa dilindungi.
Begitupun Satria, dia menatap setiap inci wajah Diandra. Wajah perempuan yang dia suka.
Satria semakin memperpendek jarak wajahnya terhadap wajah Diandra. Perlahan tapi pasti. Hidung mereka menempel satu sama lain.
"Gue mau lanjut makan!" Ucap Diandra cepat saat hidungnya sudah menempel dengan ujung hidung Satria. Tidak ingin terjadi apa-apa.
Satria kikuk, wajahnya berubah merah padam. Ternyata laki-laki juga bisa salah tingkah.
Mereka kembali diam. Sama-sama membayangkan apa yang akan terjadi tadi jika Diandra dan Satria tetap terhanyut dalam tatapan mereka.
"Kita pulang sekarang?" Tanya Diandra kepada Satria melihat hujan yang sudah mulai reda.
"Yaudah ayo!" Balas Satria bangkit dari duduknya menemui bapak penjual bakso untuk membayarnya.
"Udah?" Tanya Diandra kala Satria berdiri disampingnya.
"Udah, ayo!" Balas Satria menarik tangan Diandra menuju motornya.
"Masukin aja disaku, biar enggak kedinginan." Kata Satria menarik kedua telapak tangan Diandra dan memasukkannya kedalam saku jaket.
Diandra menerima dan menyandarkan kepalanya diatas bahu Satria.
Mengendarai sepeda motor setelah hujan. Rintikan air masih tersisa di dahan pohon. Udara kembali segar. Menjadi teman mereka dihari yang hampir senja ini.
-
Mereka langsung turun dari motor. Masuk kedalam rumah.
"Baru pulang?" Tanya Mbak Ipah melihat Satria dan Diandra masuk kedalam rumah.
Mereka berdua mengangguk.
"Kok basah semua? Kehujanan?" Tanya mbak Ipah memegangi seragam Diandra dan Satria yang masih basah bergantian.
"Iya mbak." balas Diandra.
"Ya udah, kalian berdua bersih-bersih dulu. Nanti mbak buatin teh panas." balas Mbak Ipah menyuruh keduanya untuk membersihkan badan.
Diandra dan Satria mengangguk. Berlalu menuju kamar mereka.
"Lo kenapa?" Tanya Satria kepada Diandra yang memelankan jalannya menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra & Satria [END]
Teen FictionCinta akan berjalan sesuai dengan yang di kehendakinya. Kalau dia ingin itu ya itu. Tidak bisa kita paksakan. Intinya semua akan berjalan semestinya. Terkadang kita tidak sadar akan adanya kehadiran cinta. Cinta datang tiba tiba. Dan Cinta selalu da...