27 - Pengumuman

605 20 0
                                    

"Gimana hasilnya?" Tanya Satria menatap Diandra yang bermuka serius menghadap laptop.

Diandra menoleh kearah Satria sendu. Matanya merah menahan air mata.

"Kenapa? Enggak keterima?" Tanya Satria memegang tangan kanan Diandra. Menggenggamnya erat.

Diandra menggeleng.

"Terus kenapa gitu mukanya, bukannya harus senang?" Heran Satria.

"Aku enggak keterima di Sastra." lirih Diandra. Memang harapan Diandra yang paling besar dijalur SNMPTN kali kini adalah Sastra Indonesia. Tapi sepertinya kenyataan tidak berpihak kepadanya. Dia gagal pada pilihan pertama tapi lulus dalam pilihan kedua.

Satria langsung mengambil laptop Diandra. Benar apa yang dibilang Diandra. Layar laptop Diandra tidak menunjukkan bahwa Diandra lulus Sastra Indonesia. Melainkan lulus PAUD.

"Udah enggak papa. Yang penting kamunya udah ketrima jalur ini. Belum tentu juga teman kamu lulus jalur ini. Bukannya kamu juga suka jadi guru PAUD?" Tanya Satria mencoba memberikan semangat kepada Diandra.

"Iya, tapi aku lebih utamanya ke Sastra." Lesu Diandra bersandar dilengan kekar Satria.

"Enggak papa. Jurusan apapun itu tak masalah. Walaupun kamu keterima di PAUD, kamu masih bisa nulis." Balas Satria menyemangati Diandra.

"Tapi kan Sat..." ucap Diandra mencoba menolak ucapan Satria.

"Di." ucap Satria memegang kedua tangan Diandra. "Kamu harus bisa bersyukur. Kamu bisa lulus seleksi ini. Kamu sudah resmi keterima di Universitas ini. Kamu bisa lihat teman kamu lainnya yang belum keterima dijalur ini? Mereka pasti sibuk mempersiapkan jalur SBMPTNnya. Dengan kondisi sekarang yang semakin dekat dengan Ujian Nasional." lanjutnya menasehati Diandra.

Diandra mengangguk. Benar apa yang dibilang Satria. Seharusnya dia bersyukur dengan apa yang sudah dia peroleh sekarang. Karena semua orang belum tentu seperti dia.

Diandra berhambur kepelukan Satria. Terkadang dia merasa beruntung mempunyai pacar seperti Satria. Meskipun dia bukan tipikal cowok yang romantis seperti yang diharapkan Diandra. Tapi sifatnya yang dewasa dan perhatian seperti inilah yang membuat Diandra nyaman dan merasa cewek paling bahagia.

"Diandra." panggil Tara masuk kedalam kamar Diandra tanpa permisi.

Diandra dan Satria tersentak. Dan langsung melepas pelukan mereka.

"Ibu." ucap Diandra melihat Tara yang menatapnya dan Satria.

"Kalian ngapain?" Tanya Tara. "Ingat ya! Jangan aneh-aneh kalau lagi berduaan. Ibu tahu kalian ada hubungan. Setan ada dimana-mana!" Lanjutnya menasehati.

"Maaf." lirih Satria menunduk meminta maaf kepada Tara.

"Ya udah. Pesan ibu cuma satu. Jangan aneh-aneh. Kalau kalian aneh-aneh ibu bakal ngelakuin sesuatu. Dan kamu Satria bakal aduin ke mama papa kamu." Ancam Tara kepada Satria dan Diandra.

"Iya." jawab Satria dan Diandra bersamaan.

"Kalian enggak makan?" Lanjut Tara bertanya.

"Nanti aja." Jawab Diandra singkat.

"Oh iya Diandra, gimana hasil SNMPTN-nya?" Tanya Tara baru ingat kalau hari ini adalah pengumuman hasil SNMPTN Diandra. "Lulus?" Lanjutnya.

Diandra mengangguk. "Aku lulus, tapi di PAUD bukan Sastra." Jawabnya.

"Bagus dong." ucap Tara sumringah.

"Kok bagus?" Tanya Diandra bingung.

Tara duduk disamping anaknya itu. Menatap Diandra dan juga Satria yang ada disamping Diandra.

Diandra & Satria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang