38 - Kado Wisuda

496 18 1
                                    

"Mau kemana kak? Udah rapi aja pagi-pagi gini." Tanya Rumi melihat Diandra yang sedang menatap tubuhnya di layar cermin.

"Ada urusan," jawab Diandra singkat.

"Mau jalan sama pacar?" Balas Rumi balik bertanya.

"Enggak. Apaan sih!" Jawab Diandra mengambil sling-bag nya diatas nakas kamar yang sudah dia siapkan. "Bye! Buruan mandi, baunya udah nyebar." Lanjut Diandra mengejek dan berlalu meninggalkan Rumi dikamar.

Diandra keluar dari kamar. Dilihatnya kamar Satria yang tertutup. Sepertinya masih tidur. Karena kemarin malam Satria bilang bahwa gladi bersih wisudanya nanti siang. Jadi, kesempatan buat Diandra pergi bersama Kinara mencari sesuatu untuk kado wisuda Satria besok.

"Mau kemana? Tumben pagi-pagi udah berangkat." Tanya mbak Ipah kala melihat Diandra menuruni satu per satu anak tangga.

"Ada urusan mbak, sama Kinara." Jawab Diandra.

"Oh, sama mbak Kinara. Mungkin mobil yang didepan pagar rumah itu mobilnya mbak Kinara, dari tadi berhenti disitu enggak masuk jadi mbak pikir bukan kesini." Jelas mbak Ipah melihat sebuah mobil parkir didepan rumahnya.

"Ya udah mbak, aku berangkat dulu." Pamit Diandra yang diangguki oleh mbak Ipah.

-

"Lama banget sih!" Sentak Kinara kala Diandra baru masuk kedalam mobilnya.

"Gue enggak tau lo udah nyampek. Kenapa lo enggak nelpon aja?" Balas Diandra sengit tak terima diomeli Kinara.

"Enggak punya pulsa, enggak punya kuota!" Jawab Kinara cengengesan.

Diandra hanya memutar bola matanya malas. Kebiasaan memang Kinara, selalu enggak pernah beli pulsa ataupun kuota. Mentang-mentang dirumahnya ada wifi.

Kinara melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah karena mereka masih ada dilingkungan kompleks rumah.

"Udah lo pesenin yang kemarin?" Tanya Diandra kepada Kinara.

"Udah, ini kita datang buat ambil dan bayar terus selesai." Jawab Kinara.

"Yakin gue ngasih itu sama Satria?" Tanya Diandra meyakinkan pilihannya.

"Yakin 100%. Emang mau kasih apalagi lo sama dia. Bunga sama coklat? Hello, lo perempuan bukan laki. Jadi pikir-pikir lagi kalau mau ngasih bunga sama coklat." Omel Kinara "udah, ikuti saran gue. Lo kasih dia itu sama bunga aja udah cukup." Lanjutnya melihat keraguan diraut wajah Diandra.

"Tapi...." ucap Diandra ragu. Ragu dengan pilihannya. Karena baru pertama kali ini dia merasa sangat takut memberikan sesuatu kepada laki-laki.

"Enggak usah tapi-tapian, nurut aja. Lagian lo udah ngasih ke Satria itu banyak banget." Jawab Kinara.

"Banyak ngasih apaan?" Tanya Diandra bingung. Diandra jarang sekali memberikan sesuatu kepada Satria.

"Ngasih cinta lo." jawab Kinara langsung tertawa terbahak-bahak. Geli sendiri dengan omongannya.

"Ish, geli gue. Jijik. Alay." Ucap Diandra mengumpat.

Kinara masih saja tertawa mengingat omongan tadi yang begitu alay.

"Udah, jangan ketawa mulu. Lo nyetir harus fokus!" Ucap Diandra memperingatkan Kinara untuk tetap fokus mengendarai mobilnya.

"Ayo!" Ajak Kinara kepada Diandra kala mereka sudah sampai disebuah toko boneka yang cukup besar.

Diandra mengangguk, membuka pintu dan turun dari mobil.

Diandra dan Kinara berjalan menuju toko. Untuk mengambil pesanan Kinara tempo hari.

Diandra & Satria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang