"Diandra." lirih Satria dengan suara khas orang bangun tidur.
Diandra tersenyum. Memperhatikan muka kusut Satria saat bangun tidur.
"Bawain aku?" Tanya Satria.
Diandra tersenyum heran, "kata siapa? Ini punya aku sendiri. Sengaja aku pamerin ke kamu biar kamu cepet bangun." Lanjutnya sambil menyuapkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya.
Satria hanya memperhatikan Diandra yang sedang asyik mengunyah nasi goreng.
"Jangan gitu. Ini buat kamu!" Lanjut Diandra menyuapkan sesuap nasi kedalam mulut Satria.
Satria tersenyum dan membuka mulutnya. Menerima suapan Diandra.
"Bentar-bentar." ucap Diandra memberikan sepiring nasinya kepada Satria untuk memegangnya karena tiba-tiba ponsel yang dia pegang bergetar.
"Siapa?" Tanya Satria kepada Diandra yang melihat layar ponselnya.
Diandra menunjukkan layar ponselnya tanpa ragu.
"Yaudah angkat aja!" Suruh Satria kepada Diandra untuk mengangkat telfon yang dia ketahui adalah Kinara.
Diandra tersenyum. Mengangkat panggilan Video dari Kinara.
"Ada apa?" sapa Diandra tanpa ragu.
"Enggak ngapa-ngapa in. Lo lagi ngapain?" Balas Kinara tidak kalah heboh. Terlihat dari raut wajahnya yang ekspresif tidak mau kalah heboh dengan suaranya.
"Hai." sapa Satria tiba-tiba ikut nimbrung ke Video call Diandra dan Kinara.
"Pagi-pagi udah berduaan aja...." ucap Kinara memutar bola matanya melihat Diandra dan Satria.
Diandra dan Satria nampak tersenyum.
"Jangan-jangan kalian tidur berdua ya? Pagi-pagi udah berduaan!" Tuduh Kinara bergurau.
"Hus... mulut lo itu." Judes Diandra.
"Kenapa? Mau ikutan?" Balas Satria yang langsung mendapat cubitan dari Diandra.
"Ogah..." balas Kinara malas.
"Lo ngapain pagi-pagi udah nelpon, tumben aja gitu biasanya kan lo belum bangun jam segini?" Tanya Diandra.
"Hasil SN lo gimana?" Tanya Kinara to the point. "Lulus?" Lanjutnya.
Diandra nampak mengangguk.
"Lulus yang mana?" Tanya Kinara lagi.
Diandra diam sejenak. Mulutnya seperti kaku tak bisa berkata apa-apa.
"PAUD." sahut Satria langsung tanpa aba-aba.
Kinara m mengangguk.
"Lo gimana?" Tanya Satria.
"Gue lulus Psikologi, Manajemennya enggak." Balas Kinara.
Diandra tersenyum mendengar penuturan Kinara.
"Makan Kin." ucap Satria menyuapkan sesendok nasi kemulutnya dan kemulut Diandra secara bergantian.
"Tau deh yang pacaran. Pagi-pagi udah romantisan. Apalah dayaku yang sendirian." Sendu Kinara sambil memeluk erat boneka Teddy Bear yang sedari tadi ada dipangkuannya.
Diandra dan Satria hanya terkekeh melihat kelakuan Kinara.
"Udah, gue males lihat kalian berdua pagi-pagi udah pacaran. Simpati kek sama temannya yang jomlo ini." Protes Kinara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra & Satria [END]
Roman pour AdolescentsCinta akan berjalan sesuai dengan yang di kehendakinya. Kalau dia ingin itu ya itu. Tidak bisa kita paksakan. Intinya semua akan berjalan semestinya. Terkadang kita tidak sadar akan adanya kehadiran cinta. Cinta datang tiba tiba. Dan Cinta selalu da...