Waktu semakin berjalan. Hari menuju Ulang Tahun Diandra sudah ada didepan mata. Satria belum mengucapkan. Dia berpura-pura untuk melupakannya. Tapi malam ini Satria mengajak Diandra pergi ke salah satu taman bermain. Rencananya dia akan mengucapkan selamat tahun kepada Diandra. Walaupun waktunya tidak pas.
Mereka berdiri dengan tangan bertautan menatap bianglala di depan mereka. Cahaya lampu warna-warni semakin membuat indah suasana malam ini.
"Ngapain kita kesini?" Tanya Diandra tetap menatap cahaya dari bianglala.
"Aku cuma mau ngucapin ulang tahun aja ke kamu!" Balas Satria singkat langsung to the point.
Jawaban Satria membuat Diandra tercengang, ini benar-benar bukan ucapan ulang tahun dari Satria yang Diandra harapkan. Dia berharap Satria akan mengucapkan selamat ulang tahun ditengah malam dengan membawa kue yang diatasnya berdiri lilin angka 17. Tapi nyatanya, sekarang baru jam 8 malam. Tapi Satria sudah mengucapkannya. Sudah terlalu cepat, ditambah lagi tidak ada embel-embel romantis.
"Kamu beneran ngucapin ke aku?" Tanya Diandra memastikan.
Satria mengangguk. "Kenapa? Aku salah? Bukannya kamu ulang tahun." Jawab Satria bingung sendiri.
Diandra memutar kedua bola matanya malas. "Punya pacar enggak peka banget." gumamnya dalam hati.
"Yang penting cinta kan?" Ucap Satria tiba-tiba membuat Diandra semakin bingung dengan pola pikir pacarnya ini.
Diandra menatap Satria bingung, "maksudnya?" Tanya Diandra.
"Udah lupain aja!" Ucap Satria cepat. Tak ingin membahasnya terlalu lama.
Diandra mengangguk. Meskipun sebenarnya masih bingung. Bertanya-tanya.
"Kita mau sampai kapan berdiri disini?" Tanya Diandra. Mulai capek. Sudah berdiri menatap bianglala cukup lama.
"Sampai bosen." Balas Satria. Tak peka sedikitpun.
"Duduk situ ayo!" ajak Diandra kepada Satria melihat ada satu bangku kosong ditengah taman.
Satria mengangguk. Berjalan berdua menuju bangku itu dan kembali menatap bianglala. Kalian pasti bertanya-tanya. Kenapa mereka tidak naik bianglala saja dari pada duduk menatapnya. Jawabannya adalah antri. Banyak pengunjung taman yang antri untuk menikmati wahana satu-satunya di Taman ini. Yaitu bianglala.
"Sat!" panggil Diandra.
Satria menoleh. Menautkan kedua alisnya.
"Sini deketan." ucap Diandra melambaikan tangannya meminta Satria menghapus jarak duduk diantara mereka.
Satria tersenyum simpul. Mendekat kearah Diandra, merangkul Diandra dari samping.
Diandra tersenyum menatap Satria yang ada didekatnya. Menyandarkan kepalanya dibahu Satria.
"Bentar lagi kita pisah?" Ucap Diandra tiba-tiba. Menerawang jauh memikirkan hubungannya bersama Satria.
"Udah, jangan mikirin yang nanti-nanti. Kita nikmati aja dulu waktu yang ada sekarang." Balas Satria.
"Tapi kan...." ucap Diandra menggantung.
"Jangan dipikirin. Nanti ya nanti. Sekarang ya sekarang. Kita tidak akan bisa mengulang waktu yang ada sekarang dan kita juga tidak bisa menebak apa yang akan terjadi nanti." lirih Satria, mengelus-elus lengan kanan Diandra.
Diandra mengangguk setuju. Meskipun masih ada perasaan khawatir terselip dibenaknya.
"Sekarang kamu ulang tahun ke 17 kan ya?" Tanya Satria membuat Diandra langsung menoleh cepat kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra & Satria [END]
Teen FictionCinta akan berjalan sesuai dengan yang di kehendakinya. Kalau dia ingin itu ya itu. Tidak bisa kita paksakan. Intinya semua akan berjalan semestinya. Terkadang kita tidak sadar akan adanya kehadiran cinta. Cinta datang tiba tiba. Dan Cinta selalu da...