"Lo makan kok gak nawarin gue?" Ucap Kinara melihat Odello sedang asyik berkutat dengan nasi padang bungkusnya.
"Udah bangun?" Jawab Odello balik bertanya dengan mulut penuh nasi. "Ini buat lo!" Lanjutnya memberikan satu kantong plastik sedang.
"Ini apa?" Tanya Kinara menatap kantong plastik yang sudah berpindah tangan dari tangan Odello ke tangannya.
"Punya mata? Lihat sendiri." Ucap Odello tanpa menatap Kinara karena sibuk berkutik dengan makanannya.
Kinara menurut, dia membuka kantong plastik itu. Mengintip isinya. "Thanks." Ucap Kinara kala melihat ada sebungkus nasi dan teh hangat didalam kantong plastik.
"Sorry, gue cuma bisa beliin itu buat lo. Lo tau sendiri kan anak kos serba irit." Ucap Odello.
Kinara tersenyum kearah Odello.
"Gitu dong senyum. Jadinya lo enggak kelihatan judes. Malah kelihatan manis." Puji Odello tersenyum menatap Kinara yang juga tersenyum.
"Apaan sih! Dasar mulut buaya!" Sengit Kinara.
"Kalau gue mulut buaya, udah dari tadi lo gue makan Kin!" Heran Odello.
"Udah lama gue enggak makan nasi padang, kangen deh ngrasain rendang sama sayur nangka mudanya." Ucap Kinara berbinar menatap bungkusan nasi padang yang dia buka.
"Sesenang itu lo makan nasi padang?" Tanya Odello heran. "Gue aja bosen tiap hari makan nasi padang mulu." Lanjutnya
"Lo harusnya bisa nikmatin hidup lo! Belajar mandiri dan bersyukur." Nasihat Kinara.
"Siap bos!" Jawab Odello dengan tangan kiri yang menempel di kening seperti sedang hormat kepada bendera merah putih saat upacara hari senin. "Udah habisin nasi lo!" Lanjutnya menyuruh.
Kinara tersenyum karena mulutnya penuh dengan makanan.
-
"Berhenti Jen, ini rumah aku." Ucap Geofany menepuk pundak Jeni menyuruhnya menghentikan motor.
"Ini?" Tanya Jeni berhenti didepan sebuah rumah.
Geofany mengangguk tersenyum.
"Makasih Jen," ucap Geofany turun dari motor Jeni, melepas helm-nya. "Enggak mampir dulu?" Tanya Geofany.
"Enggak usah, makasih. Kamu istirahat aja dulu. Pasti capek." Tolak Jeni.
Tin
"Siapa Ge?" Tanya Jeni melihat sebuah mobil berhenti didepan rumah Geofany.
"Mama," jawab Geofany malas.
"Baru pulang Ge?" Tanya Rani, mama Geofany. Turun dari mobilnya.
"Seperti yang mama lihat," ketus Geofany. "Ya udah, kamu pulang aja Jen, jangan lupa istirahat." Lanjut Geofany menyuruh Jeni pulang. Dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Jeni meninggalkan perkarangan rumahnya.
"Saya permisi dulu tante," pamit Jeni kepada Rani.
"Iya, hati-hati. Makasih...." Jawab Rani menggantung.
"Jeni tante," ucap Jeni tersenyum, paham apa yang dibingungkan Rani.
Rani tersenyum, "oh iya Jeni, makasih udah nganterin Geofany." Lanjutnya.
"Sama-sama tante, saya pamit dulu." Jawab Jeni mencium punggung tangan Rani, berpamitan.
Rani mengangguk tersenyum.
Jeni langsung naik keatas motornya dan menyalakan motornya meninggalkan pekarangan rumah Geofany.
-
"Ini Satria kan Del?" Ucap Kinara memperjelas pandangannya kearah ponselnya. Memastikan apa yang dia lihat benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra & Satria [END]
أدب المراهقينCinta akan berjalan sesuai dengan yang di kehendakinya. Kalau dia ingin itu ya itu. Tidak bisa kita paksakan. Intinya semua akan berjalan semestinya. Terkadang kita tidak sadar akan adanya kehadiran cinta. Cinta datang tiba tiba. Dan Cinta selalu da...