KEPUTUSAN

12K 371 4
                                        

R . E . A . D . Y

What? Dia bilang ini caraku untuk menyakiti dia? Hei bahkan kalian berdua lah, yang lebih dahulu membuatku sakit seperti ini.

"Lalu harus bagaimana cara saya untuk tidak menyakiti dia? Membuat hal yang sama dengan orang, yang begitu ia cintai? Maaf saya tidak bodoh seperti apa yang kalian lakukan kepada saya dan untuk kamu berhentilah menangis. Karena tidak akan pernah saya memaafkan kamu dan anda!"ucapku dingin dan tajam sambil menujuk kearah, Zulva yang sudah menangis sejak tadi.

Malas sekali melihat dia menangis seperti itu dan memutar bola mata, lalu pergi dari situ menuju kamar dad dan mom sejak aku pulang dari turki belum sama sekali menengok dad. Saat masuk mom tidak ada kemaba dia? Aku hanya melihat dad yang terbaring di tempat tidurnya. Ku tutup pintu kamar dan berjalan perlahan sampai disamping tempat tidur berukuran besar ini.

Wajah yang terlihat gagah dan tegas sekarang sudah tidak terlihat lagi yang ada hanya, pucat dan lemah tidak terasa butiran air mata sejak tadi aku tahan runtuh seketika saat aku memegang wajah dad.

'Bagaimana ini dad, semua terasa rumit bagiku apa harus ku terima saja tawaran dari mom dan langsung pergi ke turki untuk menetap disana?'Batinku

Tidak terasa aku tertidur disamping sisi tempat tidur dad begitu lama.

Tinggal lah Rifki sendiri ditaman dengan merenung atas kejadian yang menimpah ia jujur ada rasa marah, sedih, dan juga kecewa tapi sudah terjadi. Masalah itu belum kelar sudah dapat saja masalah dengan ibu yang bilang mau mengganti calon mempelai wanita, memang tinggal 2 hari lagi tapi bisa saja dibatalkan.

Pasti akan membuat malu keluargaku karena sudah banyak mengundang kolega-kolega ayah yang banyak apalagi kedua kakakku belum mengetahui ini semua, bagaimana kalau tau? Pasti ka Via dan Ka Gia akan samperin rumah Zulva lalu mengamuk-amuk.

'Apa ini cobaan terbesar yang engkau berikan kepada saya? Dengan menikah sama, kakak dari mantan calon istri hamba apa ini jalan terbaik allah' batinku

Hari sudah menjelang sore ku putuskan untuk pulang kerumah bertemu dengan semua keluarga yang memang kebetulan, pada kumpul dirumah ibu sebab mau menjelang hari pernikahanku. Aku nyalakan mobil dan melaju pergi dari tempat ini tidak terasa sudah sampai saja diperkarangan rumah.

Terlihat jelas 3 mobil yang aku kenali sudah terpampang jelas dihalaman rumah, siapa lagi kalau bukan kedua kakakku dan ayah kalau ibu mana mau punya mobil katanya ribet lebih baik punya motor moge dari pada mobil. Itulah yang membuatku menjadi ketakutan kalau ibu membawa motor moge itu. Aku memasuki mobil kedalam halaman.

"Assalamualaikum"ucapku memasuki ruang keluarga banyak dari sepupu-sepupuku menginap disini

"Waalaikumsalam"ucap mereka semua terlihat wajah marah, sedih, terluka tertera disini ayah berjalan kearahku dan langsung memeluk begitu erat sekali.

Ayah berbisik kepadaku ternyata mereka semua yang ada disini sudah tau masalah yang menimpaku ini lalu menyuruhku duduk didekat eyang uti, yang menangis sejak tadi aku baru saja menyadari itu.

"Yang tabah ya nak ini cobaan untuk kamu, allah tidak akan memberikan ujian yang begitu berat untuk hambanya kalau tidak bisa keluar dari masalah itu"ucap eyang uti memegang tanganku erat sekali

Ku edarkan mata kearah sudut ruangan itu terlihat kedua kakakku sudah emosi dan menyarankan kepadaku untuk, menikah saja dengan kakaknya Zulva supaya wanita itu bisa merasakan apa yang aku rasakan begitu kata mereka. Namun aku hanya diam saja tanpa menjawab.

TERSAKITI (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang