PINDAHAN 2

9.4K 295 2
                                    

R . E . A . D . Y .

   Lelah dengan semua ini entah sudah berapa kali aku menahan rasa sakit hati yang mendalam, dengan respon yang sudah diberikan oleh Rifki saat makan malam tadi membuat semua fakta-fakta itu menjadi nyata.

"Kamu tau saat kita bicarakan tadi"namun aku diami enggan untuk, menjawab semua itu biarin aja kalau dia geram terhadapku

Semua sudah masuk aku didalam koper termasuk baju-baju Rifki terserah kapan dia mau pergi namun untuk saat ini hanya aku saja, lalu aku tarik kedua koper ini namun belum sampai pintu kamar sudah dihadang oleh Rifki. Kelihatan sekali kalau raut wajah dia itu menahan amarah.

"Sudah aku peringatkan kalau kita nanti perginya bukan sekarang!"tarik tanganku supaya menghadap kearah dia

"Terserah kamu kalau mau nanti sekarang aku mau pergi, lagi pula untuk apa kamu nahan aku disini? Hah? Bukannya kamu khawatir sama Zulva, karena tidur dirumah pria brengsek itu!"marahku

"Apa aku khawatir haha tidak sama sekali paham kamu dan kamu nanya, kenapa aku nahan kamu disini karena kamu istri aku jadi harus patuh paham"ucap Rifki

"Ya kelihatan dari mata kamu kalau masih ada cinta jangan pernah, bohongin perasaan kamu sendiri paham"kesalku

"Untuk apa aku perduli sama dia yang udah bikin aku dan keluargaku malu Aura, cemburu hah?"teriak Rifki untuk pertama kali ada orang yang teriak didepanku

Sudah cukup aku muak dengan sikap dia kenapa tidak jujur saja semua orang tidak bisa berbohong hati dan ucapan itu, beda ucapan bilang apa sedangkan hati bilanh apa dan aku tau masih ada cinta namun tertutup dengan kecewa dan marah. Aku langsung menghempas tanganku dan menggeret kedua koper keluar dari rumah.

Dari atas aku melihat kedua orang tuaku sedang berbincang dengan keluarga Tio dengan disebelah ada mereka berdua, saat turun dari tangga semua orang melihat kearah ku dan juga Rifki sedang berusaha menahan ku untuk tidak pergi malam ini namun nanti

"Kak mau tinggal diturki?"sungguh bodoh Zulva berkata seperti itu membuat semua orang melotot kepada dirinya

Apa senang sekali rasanya dia kalau aku tidak ada disini?

"Zulva"tegur Mama

"Ya aku akan pergi dari sini dengan meninggal seorang suami dengan adik iparnya yang dicintai oleh dua pria tampan"sindirku mengenai hati Zulva

"Kamu apa-apaan Aura!!!"Marah Rifki

"Sayang jangan berkata seperti itu paham kamu lebih baik kamu jangan pergi malam ini, karena tidak baik pergi tanpa ridho suami"nasehat Papa

"Ka kenapa bicara kayak gitu sama aku?"masih saja berkata kayak gitu didepan Aura

"Memang benar bukan kayak gitu jangan kamu berlaga baik sekarang ku tanya, sama kalian berdua apa om Jizan dan tante Queen tau kenapa anaknya minta nikah sama adik dari mantanny ini?"tanyaku sedangkan kedua orang tua Tio menggeleng

Tio memohon kepada ku untuk tidak membocorkan rahasia ini semua tapi itu tidak mempan untuk aku sekarang, biarkan kali ini aku ingin egois agar mereka semua mikir apa kesalahan mereka.

"Tio menghamili Zulva tante"bom semua langsung tertuju kepadaku biarkan saja lalu aku langsung ditarik oleh Rifki kearah kamar

TERSAKITI (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang